BOGOR, KOMPAS.com - Kereta api merupakan salah satu moda transportasi jalur darat favorit warga. Dalam tiap harinya, puluhan ribu warga menggunakan transportasi itu untuk ke tempat tujuannya.
Sadar akan hal ini, PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) selaku pengelola terus melakukan pembenahan di segala sisi. Mulai dari armada hingga fasilitas pendukung seperti stasiun terus dipersolek.
Salah satu stasiun yang dipercantik adalah Stasiun Bogor. Stasiun yang berdiri sejak tahun 1881 ini merupakan salah satu warisan peninggalan masa penjajahan Belanda.
Oleh karena itu, Stasiun Bogor dinobatkan menjadi salah satu bangunan cagar budaya yang dilindungi Kota Bogor. Meski dilakukan pembenahan, PT KCJ selaku pengelola tetap mempertahankan nilai historis Stasiun Bogor.
Dahulu, masih banyak didapati para pedagang asongan yang menjajakan dagangannya di peron stasiun. Alhasil, Stasiun Bogor terlihat sangat semerawut.
Kini, Stasiun Bogor menampilkan wajah barunya. Pemandangan pedagang asongan yang dulu terlihat berseliweran di dalam stasiun kini telah berganti dengan gerai-gerai makanan yang tertata rapi.
Selain itu, penumpang KRL yang baru ke stasiun tersebut tak perlu repot-repot bertanya di peron mana kereta tujuan mereka berada. Sebab, sudah ada petunjuk jelas. Misalnya, informasi tujuan Duri berada di Peron 8. Juga informasi terkait ketersediaan kereta.
Demi meningkatkan kenyamanan para penumpang, di stasiun ini juga terdapat taman kecil yang ditumbuhi pepohonan hijau. Jelas, taman ini memperindah dan memberi suasana asri pada stasiun.
Tak hanya itu, perubahan juga terjadi di pintu keluar dan masuk stasiun. Pintu yang sebelumnya menghadap ke jalan Nyi Raja Permas ditutup dan diberi pagar.
Sekarang, pintu utama dipindahkan menghadap ke Jalan Mayor Oking. Alhasil dari pembenahan ini, bangunan lama stasiun tidak lagi dipergunakan sebagai gerbang keluar masuk penumpang. Kini, bangunan lama stasiun dipergunakan hanya untuk kantor pengelola stasiun dan gerai-gerai penjual makanan.