JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang juga petahana dalam Pilkada DKI 2017, sudah menyerahkan surat cuti kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Meskipun di sisi lain, ia tengah mengikuti uji materi pasal 70 ayat 3 UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, khususnya cuti kampanye bagi petahana, di Mahkamah Konstitusi (MK).
Selama cuti kampanye atau sekitar empat bulan, mulai 28 Oktober 2016-11 Februari 2017, calon petahana wajib meninggalkan seluruh fasilitas negara yang melekat pada dirinya. Seperti rumah dinas, kendaraan dinas, pakaian dinas, pengawalan protokoler, dan lain-lain.
Basuki atau Ahok mengaku tetap akan menetap di rumah tinggalnya, di kawasan Kompleks Pantai Mutiara, Jakarta Utara. Sebab, ia tidak pernah menggunakan rumah dinas gubernur yang berada di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.
Selain itu, dia berjanji akan melepas kendaraan dinas yang digunakan dalam beraktivitas sehari-hari. Yakni Toyota Land Cruiser berpelat nomor B 1966 RFR.
"Saya akan sewa mobil saja. Nanti kalau gue jadi pembicara, harus dijemput dong," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (19/10/2016) malam.
Ahok membuat peraturan. Siapapun pihak yang ingin membuat acara dengannya dan mendaulat dirinya menjadi pembicara, harus memiliki fasilitas antar jemput. Selain itu, pihak pengundang atau pembuat acara wajib membayar dirinya.
Nantinya dana itu akan ditransfer ke rekening bersama Ahok-Djarot dan dilaporkan sebagai dana kampanye.
"Lo kalau mau ngundang gue jadi pembicara, lo ngundang gue kampanye, lo mesti jemput gue dong. Mesti bayar gue lagi, lumayan dong, sekali bicara Rp 30 juta, kalau jadi pembicara 20 kali, jadi Rp 600 juta," kata Ahok.
Ia menyerahkan kepada tim pemenangannya untuk mengurusi segala bentuk kampanye yang akan dilakukannya bersama Djarot Saiful Hidayat. Relawan Teman Ahok juga berencana akan membuat fund raising atau festival untuk mengumpulkan dana.
Selain menyelenggarakan berbagai aara berbayar, Ahok memastikan tetap akan turun dan menemui warga.
"Tapi rahasia dulu. Kan nanti mereka semua yang ngatur (tim pemenangan dan Teman Ahok)," kata Ahok. (Baca: Cara Pengumpulan Dana Kampanye Ahok-Djarot Dinilai Kreatif)
Pindah kantor
Selama cuti, Ahok juga harus meninggalkan kantornya di Balai Kota DKI Jakarta. Ahok mengatakan, dirinya tidak memiliki tempat atau posko khusus yang akan dipergunakan atau ditempatinya selama cuti.
Ia menyerahkan urusan tersebut kepada tim pemenangan serta Teman Ahok. (Baca: Kumpulkan Dana Kampanye, Ahok Siap "Stand Up Comedy" hingga "Dinner" Bertarif Rp 25 Juta dengan Pengusaha)
"Karena saya kan memang cuma harus datang ke tempat-tempat, titik-titik pertemuan. Bisa acara makan pagi bersama, makan siang bersama, nonton bersama, makan malam bersama," kata Ahok.
Berbeda dengan Ahok, calon pendampingnya yang juga petahana, Djarot Saiful Hidayat, sudah menentukan posko bersama. Yakni di Gang Arab, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Meski demikian, hingga kini, Djarot belum menemukan rumah kontrakan untuk ditempatinya selama cuti kampanye.
Selama ini, Djarot bersama keluarganya menetap di rumah dinas wakil gubernur, di Kuningan, Jakarta Selatan. Ahok memprediksi saat kampanye nanti, akan lebih banyak berjalan sendiri-sendiri dibanding bersama Djarot.
"Iya kayaknya seperti itu," kata Ahok.