Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Yudhoyono Minta Penggusuran Jangan Ada Paksaan

Kompas.com - 21/10/2016, 06:28 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Agus Harimurti Yudhoyono, bakal calon gubernur DKI Jakarta dari Koalisi Cikeas menginjakkan kakinya lokasi gusuran di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2016).

Agus datang untuk meninjau dan menyapa warga di sekitar. Di lokasi bekas gusuran Agus yang datang bersama timnya menyusuri pinggiran Sungai Ciliwung di Bukit Duri.

Dulunya, ratusan rumah ada di tepi sungai tersebut, tetapi kini sudah rata dengan tanah. Pemerintah sedang menormalisasi kawasan tersebut agar sama seperti di Kampung Pulo, Jakarta Timur.

Setelah normalisasi, Kampung Pulo yang dulu langganan banjir, boleh dibilang sudah bebas banjir. Agus terlihat tidak hanya meladeni warga Bukit Duri, tetapi warga Kampung Pulo yang ada di seberangnya, sambil sesekali menoleh dan melambai tangan.

Agus sempat mendengar penjelasan seorang pria kalau Kampung Pulo juga pernah digusur sama seperti Bukit Duri.

"Itu orang Kampung Pulo Pak, RW 03, gusuran juga," kata pria itu mencoba menjelaskan kepada Agus, Kamis siang.

"Orang Kampung Pulo ya, banyakan mana (warganya)," tanya Agus. "Banyakan sini Pak (Bukit Duri)," jawab pria yang tidak diketahui, apakah berasal dari tim Agus atau warga setempat.

Pada kunjungan itu, Agus membaur menyapa warga Bukit Duri tanpa pengawalan ketat. Agus saling menyapa dengan warga, meladeni foto atau bersalaman. Agus berada di Bukit Duri kurang lebih 30-40 menit dengan berjalan kaki di tepi sungai Ciliwung.

Di tempat itu, 363 rumah diratakan untuk dinormalisasi. Sebagian besar warganya direlokasi ke Rusun Rawa Bebek.

Tanpa relokasi

Setelah bertemu banyak warga dan mendengar dialog, Agus mendengar keluhan soal gusuran. Ia menilai pemerintah seharusnya bisa menormalisasi kawasan itu tanpa harus memindahkan warga. Agus meyakini ada solusi baik dan warga harusnya didengar.

Menurut Agus, pembangunan bisa dilakukan tanpa harus memindahkan.

"Membangun tak harus mencabut warga dari habitatnya," ujar Agus.

Akibat dipindahkan, lanjut Agus, warga mesti memulai hidup baru. Padahal, menurut Agus, tidak ada orang yang mau kehilangan tempat tinggalnya. Sebab, akan kesulitan untuk memulai hidup baru di tempat yang baru.

"Karena harus kembali mencari nafkah, kehilangan kerja, harus dari nol mulainya, padahal anaknya masih di sini. Kehilangan tempat tinggal siapapun tidak ingin," ujar Agus.

Apalagi, Agus menilai Bukti Duri merupakan kawasan bersejarah. (Baca: Agus Nilai Normalisasi Bukit Duri Bisa Dilakukan Tanpa Pindahkan Warga)

"Ini kampung yang terkenal dan historis, siapa yang tidak kenal Bukit Duri," ujar Agus.

Selain itu, warga Bukit Duri masih memproses gugatan di Pengadilan. Namun, lanjut Agus, mereka dengan paksaan digusur. Agus kemudian ditanya awak media lantas bagaimana penggusuran yang manusiawi versi dirinya.

Agus hanya menjawab, "Ya yang jangan main asal gusur, jangan main asal paksa." kata Agus.

Kompas TV Agus Yudhoyono Silaturahim ke Para Kiai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com