Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Jaket Berlogo Harvard, Agus Bicara tentang Kepemimpinan di Kampus UI

Kompas.com - 21/10/2016, 21:32 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, menjadi pembicara pada seminar dengan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) di Balai Mahasiwa di kampus UI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2016) malam.

Pada kesempatan itu Agus mengenakan jaket berlogo Universitas Harvard. Agus diketahui pernah kuliah di John F Kennedy School of Government, Universitas Harvard, Cambridge, dan Massachusetts, Amerika Serikat.

Agus menyandang gelar Master of Public Administration pada tahun 2010.

Agus diudang untuk berbicara dalam acara bertema "Kepemimpinan Anak Muda Abad 21" di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI.

Agus ditemani istrinya Annisa Pohan. Acara dimulai dengan menampilkan video berisi profil Agus selama berkarier di militer dan prestasi yang pernah diraihnya.

"Tentu tidak mudah meninggalkan apa yang sudah saya capai dan rintis selama mengabdi 16 tahun di TNI," kata Agus.

Ia mengatakan, dirinya mengambil keputusan yang mengubah hidupnya selamanya dengan meninggalkan TNI. Agus terjun ke politik dan maju pada Pilkada DKI 2017 berpasangan Sylviana Murni sebagai bakal calon wakilnya.

"Tapi saya memahami dan yakin sesungguhnya pengabdian bisa di mana saja. Yang penting tujuannya baik untuk bangsa dan negara," ujar Agus.

Agus menyebutkan, ia meninggalkan zona nyaman dengan kariernya yang sudah baik di militer untuk memulai hal baru di politik. Salah satu nilai dalam kepemimpinan, lanjut Agus, yakni harus berani keluar dari zona nyaman.

Ia sendiri tidak tahu hasil dari keputusannya itu.

"Walaupun saya tidak pernah tahu apa hasilnya, tapi saya meyakini setiap keputusan penuh resiko dan konsekuensi. (Mesti) dipertimbangkan baik dan siap tanggung jawab atas kosekuensi yang kita hadapi," kata Agus.

Kepemimpinan di berbagai bidang profesi menurut Agus pada prinsipnya hampir sama. Ada resiko yang akan didapat jika salah mengambil keputusan. Dalam politik, pemimpin yang seperti itu maka akan kehilangan pemilih.

Dalam bidang usaha, jika berbuat salah maka akan gulung tikar atau bangkrut. Dalam militer, lanjut Agus, salah berbuat maka bisa 'pulang tinggal nama'.

"Artinya, jika kita menang kita akan naik kelas dan menghadapi tantangan baru. Tapi jika gagal, kita menjadi bijak, dan ada cerita maupun hikmah yang terkandung," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com