Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KJMU, Faslitas agar Anak Miskin Bisa Kuliah

Kompas.com - 24/10/2016, 09:13 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali mengadakan kerja sama dengan puluhan perguruan tinggi negeri (PTN) untuk menyukseskan program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).

Dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama program bantuan biaya pendidikan tinggi bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu asal Provinsi DKI Jakarta di Balai Kota, Jumat (21/10/2016) lalu, tercatat ada 30 PTN yang menyepakati kerja sama dengan Pemprov DKI.

(Lihat: DKI Anggarkan Rp 2,7 Triliun untuk Pemegang KJP yang Akan Kuliah.)

Dengan adanya kerja sama itu, maka tercatat sudah ada 56 PTN yang menandatangani kerja sama dengan Pemprov DKI untuk menyukseskan program KJMU. Sebelumnya, pada sekitar awal September 2016, sudah ada 26 PTN yang menandatangani kesepakatan serupa.

KJMU sendiri merupakan program bantuan dana pendidikan untuk membantu pelajar pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang akan melanjutkan kuliah di PTN. Dana bantuan pendidikan itu disalurkan untuk pelajar DKI Jakarta yang kini menjadi peserta KJP.

Program itu diadakan untuk membantu pelajar DKI dari keluarga miskin agar dapat meneruskan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto menyatakan, Pemprov DKI menyiapkan anggaran Rp 2,7 triliun untuk penyelenggaraan KJMU. Setiap peserta KJMU akan menerima dana bantuan sebesar Rp 18 juta per tahun.

"Ini riil Rp 18 juta, bayangkan satu mahasiswa satu tahun nih. Belum pernah terjadi sebelumnya," kata Sopan.

Sementara itu, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menargetkan bahwa ke depan Pemprov DKI bisa bekerja sama dengan seluruh PTN yang ada di Indonesia.

"Jadi orang Jakarta bisa memilih kuliah di mana saja," kata Ahok.

Ahok menilai anggaran bantuan dana pendidikan yang diberikan dalam program KJMU termasuk yang paling besar ketimbang bantuan dana pendidikan yang pernah ada, termasuk dari perusahaan-perusahaan besar.

"Jadi saya bilang enggak ada filantropi di dunia yang bisa menyamai pemerintah. Itu yang membuat saya ada sukacita. Bukan happy, bukan bahagia, tapi joy. Jadi konglomerat pun enggak bisa bagiin duit triliunan tiap tahun untuk menolong orang. Jadi gubernur bisa," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com