Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Surat dari Dua Menteri soal UMP, Ahok Tak Akan Kompromi dengan Buruh

Kompas.com - 24/10/2016, 13:24 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pengupahan DKI Jakarta sudah berbicara dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada Senin (24/10/2016) pagi.

Anggota Dewan Pengupahan DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, mengatakan, Basuki sudah mendapatkan surat dari dua kementerian untuk tetap mengacu kepada Peraturan Pemerintah No 78 tahun 2015 tentang Pengupahan.

"Gubernur masih kurang setuju dengan PP 78 tetapi dia sudah dapat surat dari Kementerian Ketenagakerjaan. Kemudian kebetulan Kemendagri juga buat surat edaran juga di tanggal yang sama," ujar Sarman di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (24/10/2016).

Sarman mengatakan, surat tersebut diberikan kepada seluruh gubernur di Indonesia. Ini artinya, kata dia, pemerintah pusat memonitor langsung proses penentuan UMP di tiap daerah.

"Kalau enggak begitu, bisa kaya begini terus, misal UMP Bekasi lebih tinggi," ujar Sarman.

Sarman mengatakan, inilah sebabnya Basuki alias Ahok tidak lagi mau berkompromi dengan buruh. Pemerintah pusat sudah mewanti-wanti kepala daerah untuk mengacu pada PP Pengupahan.

Sarman mengatakan, Ahok ingin mencoba mengajukan revisi PP Pengupahan kembali. Sehingga metode penentuan UMP di Pemprov DKI Jakarta berdasarkan kebutuhan hidup layak (KHL). Soalnya, Pemprov DKI sedang berusaha untuk menekan biaya hidup masyarakat Jakarta.

"Agar buruh kita bisa beli barang-barang dengan harga murah. Pemprov DKI mau nekan biaya hidup. Dia menjanjikan itu," ujar Sarman.

Kompas TV Buruh Tuntut Pencabutan PP Nomor 78
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com