TANGERANG, KOMPAS.com - Pihak Polres Metro Tangerang menyebutkan dua anggotanya tidak terlibat peristiwa penusukan dan penyerangan terhadap tiga polisi di depan Kawasan Pendidikan Cikokol, Kota Tangerang, Kamis (20/10/2016) lalu.
Penyerang dan penusuk polisi, SA (21), belakangan diketahui merupakan adik dari dua anggota yang berdinas di Polres Metro Tangerang. Dari tiga polisi yang diserang, salah satunya adalah Kapolsek Tangerang Komisaris Effendi. Effendi mengalami luka tusuk paling parah, yakni di bagian dada dekat paru-paru.
"Sejauh ini, tidak ada (dugaan keterlibatan), karena sudah dari 2010 pelaku tidak tinggal dengan kakaknya. Dia sudah tinggal di tempat lain. Dari pemeriksaan-pemeriksaan, juga tidak ditemukan hal yang terkait dengan aksi pelaku," kata Wakapolres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Erwin Kurniawan kepada Kompas.com, Senin (24/10/2016).
Terkait dengan temuan peluru di tempat tinggal SA, dijelaskan Erwin memang merupakan milik dua anggotanya yang juga kakak SA. Namun, hal itu tidak bisa dijadikan bukti keterlibatan karena kedua polisi tersebut tidak tahu pelurunya telah dicuri oleh SA.
Kedua kakak SA sudah bertugas lagi seperti biasa setelah sebelumnya menjalani pemeriksaan internal Polri. (Baca: Punya Dua Kakak Polisi, Penusuk Kapolsek Tangerang Tinggal Sendiri)
Dari pengakuan kedua polisi itu, diceritakan SA memang mengalami perubahan sikap dan perilaku. Bahkan, mereka pernah menjemput SA di sebuah tempat yang diduga sebagai tempat tinggal dari kelompok radikal yang diikuti SA.
"Tahun 2015, mereka sempat jemput adiknya di Ciamis, setelah adiknya ikut proses di Ciamis tentunya," tutur Erwin. Kelompok radikal yang dimaksud adalah Daulah Islamiah.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono sebelumnya mengatakan, SA termasuk dalam kelompok jaringan Daulah Islamiah di Ciamis. Diduga, SA memang sengaja mencari target penyerangannya dari anggota Polri. (Baca: Penyerang Polisi di Tangerang Dua Kali Gagal Ikuti Tes Calon Polisi)