JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian masih menyelidiki pemicu meledaknya tabung gas 50 kilogram milik Pizza Hut Delivery di Jatimurni, Bekasi Kota, Jawa Barat. Pemicu ledakan gas itu masih didalami Puslabfor Mabes Polri.
"Tabung gas sendiri kalau tidak ada pemicu tidak akan meledak. Kita juga tidak temukan adanya jelaga atau titik api. Mungkin karena panas ya, tapi kami masih selidiki dan dalami penyebab pastinya" ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono di Mapolda Metro Jaya, Selasa (25/10/2016).
Mengenai dugaan ledakan tersebut bersumber dari korsleting listrik, Awi menampiknya. Ia juga tak ingin berandai-andai ledakan tersebut disebabkan unsur kelalaian pegawai.
"Kalau korsleting listrik pasti ada jelaga api, pasti ada api, ini belum kita ketemukan," ujar dia.
(Baca: Ledakan Kuat di PHD Jatimurni, 4 Bangunan Rusak)
Selain menunggu hasil labfor, kata Awi, pihaknya juga telah memeriksa 15 saksi dalam insiden tersebut. Sejumlah saksi merupakan pegawai PHD, pegawai Alfamidi dan warga sekitar lokasi ledakan.
Awi menjelaskan, akibat ledakan tersebut ada tujuh orang yang sempat dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka. Namun, saat ini, hanya ada satu orang yang masih dirawat di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
"Ada tujuh korban namun yang enam orang sudah bisa pulang, karena tidak luka berat. Tinggal satu orang saja masih di RS Polri Kramatjati terkait dengan telinganya tidak bisa mendengar dan kepalanya retak karena terlempar batako. Tapi Alhamdulillah sudah bisa diajak bicara, dia ini karyawan Alfamidi," kata Awi.
Ledakan keras terjadi di restoran cepat saji, Pizza Hut Delivery (PHD), Jatimurni, Minggu (23/10/2016) sekitar pukul 07.20 WIB. Ledakan tersebut menghancurkan seluruh bangunan PHD dan berdampak ke toko Alfamidi di sampingnya serta merusak sejumlah rumah warga.
Dugaan sementara ledakan bersumber dari tabung gas 50 kilogram di restoran PHD.