JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerima keluhan seorang warga bernama Sulastri, soal banjir yang sering terjadi di Jagakarsa.
Kecamatan Jagakarsa yang berbatasan dengan Depok dan Bogor, dilewati Kali Krukut di sisi Timur, dan Kali Baru Barat serta Sungai Ciliwung di sisi Barat.
Sulastri mengatakan Jagakarsa yang dulu bebas banjir, kini sering tergenang seiring dengan pertumbuhan rumpun-rumpun (cluster) perumahan yang pesat.
Mendengar hal ini, Anies menyebut masalahnya ada pada minimnya lahan resapan.
"Aturan tentang bangunan sering tidak ditaati, karena itu harus ditegakkan aturan. Jakarta Selatan tempat resarapan, setiap tempat mestinya bangun sumur-sumur resapan apalagi cluster," kata Anies dalam bincang-bincang Bens Radio, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (30/10/2016).
Anies mengatakan dengan semakin terbatasnya lahan resapan, saat hujan, air mengalir ke goron-gorong dan menyebabkan banjir di kawasan lain yang rendah.
Menurut Anies, air yang jatuh ke tanah harusnya bisa terserap langsung. Ia juga menyebutkan, pemerintah harusnya bisa membangun jalan dengan material yang bisa menyerap air ke tanah.
"Banjir bukan bencana alam, kalau banjir itu masalah pengelolaan, manajemen, air," kata Anies.
Dalam Perda 1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Tata Wilayah DKI Jakarta, Jagakarsa memiliki pola ruang dengan zona terbuka hijau lindung, taman kota, jalur hijau, perumahan, perdagangan, perkantoran, dan jasa dengan koefisien dasar bangunan rendah, serta zona terbuka biru atau perairan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.