JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Sandiaga Uno mengunjungi warga RT 03 RW 03, di Jalan Tengki, Cipayung, Jakarta Timur.
Dalam kesempatan itu, Sandiaga ditanya warga cara mengatasi kemacetan lalu lintas di Ibu Kota.
Sandiaga mengatakan, dari hasil riset selama menemui warga setahun belakangan, ia menarik kesimpulan bahwa masalah kemacetan ternyata ada di posisi enam terkait persoalan warga Ibu Kota yang wajib dituntaskan.
"Saya sudah riset satu tahun penuh jadi kemacetan urutan nomor enam prioritas di benak warga Jakarta," kata Sandiaga, di lokasi, Minggu (6/11/2016) siang.
Yang berada di peringkat pertama, kata Sandiaga, adalah lapangan pekerjaan. Lalu, harga bahan pokok, ketiga kriminalitas, keempat pemerintahan yang dinilai belum transparan dan bebas korupsi, kelima pendidikan, dan keenam baru kemacetan.
Kemacetan bukan jadi urutan atas bagi warga Jakarta, lanjut Sandiaga, karena 60 persen warga Ibu Kota adalah kelas menengah-bawah.
(Baca: Sandiaga: Alhamdulillahnya buat Pak Basuki, Macet Tak Disalahkan Lagi ke Pemprov)
Masyarakat kurang mampu di Ibu Kota, kata dia, tidak terkena dampak langsung kemacetan lalu lintas. Sebab, jarak tempat tinggal dan tempat kerja dekat.
"Jadi masalah kemacetan itu masalah kelas menengah ke atas. Memang 40 persen warga Jakarta itu mengeluh 3-4 jam waktu mereka itu ada di kemacetan," ujar Sandiaga.
Meski di peringkat keenam, Sandiaga mengaku kemacetan tetap jadi prioritas untuk ditangani. Jika terpilih, dia akan mengupayakan cara moratorium kendaraan mewah untuk mengatasi kemacetan.
"Kendaraan impor yang konsumsinya untuk gaya-gayaan, buat gengsi, akan kita batasi dulu supaya kemacetan tidak semakin parah," ujar Sandiaga.
Sementara itu, pembenahan transportasi massal seperti Transjakarta, lanjut dia, terus ditingkatkan dan masyarakat diharapkan mau meninggalkan kendaraan pribadi untuk beralih ke transportasi umum.
"Karena nanti (transportasi massal) akan lebih aman, nyaman, dan terjangkau," ujarnya.