JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam blusukan ke Sukapura, Cililitan, Jakarta Utara, Selasa (8/11/2016), calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, sempat menimba air di salah satu sumur milik warga.
Pemilik sumur, Yunita, mengatakan, dirinya terpaksa harus mengambil air sumur untuk keperluan sehari-hari. Bagi Yunita dan warga Sukapura lainnya, air tanah adalah sumber air terbaik yang bisa mereka dapatkan, kendati kualitasnya masih kurang baik.
"Kalau untuk mandi dan mencuci kita pakai air sumur, tapi kalau untuk masak kita beli. Airnya keruh dan kurang bersih, makanya kita beli. Kalau beli Rp 2 ribu satu pikul," kata Yunita.
Melihat kondisi ini, Sandiaga mengatakan Sukapura harusnya bisa jadi sasaran investasi pembangunan sumber air oleh pemerintah. Sebab, sejumlah wilayah masih tak mendapat akses air bersih dari perusahaan air.
"Pipanisasi dari zaman Belanda itu harus diganti dan pengelolaan air ke depan merupakan fokus dari Pemprov, harus investasi masif," kata Sandi. (Baca: Di Rorotan, Sandiaga Rela Panas-panasan supaya Dekat dengan Warga)
Jika terpilih sebagai wakil gubernur DKI Jakarta, program ini akan digerakkan Anies dan Sandiaga. Penurunan air tanah dikhawatirkan akan makin parah jika warga Jakarta terus menerus menyedot air tanah.
"Karena kalau tidak warga akan mengambil air tanah sehingga permukaan tanah akan terus turun," ujarnya. (Baca: Tujuh Jam Hanya untuk Mengurus Foto E-KTP di Kelurahan)