JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menyiapkan beberapa langkah untuk mengantisipasi terulangnya aksi penolakan warga terhadap pasangan calon gubernur-wakil gubernur yang ingin berkampanye.
Salah satu caranya, polisi meminta masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi atau penolakan di lokasi kampanye agar terlebih dulu memberitahukan kepada kepolisian.
Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Suntana mengatakan, hal itu perlu dilakukan agar polisi dapat memfasilitasi kelompok warga yang ingin berunjuk rasa di lokasi kampanye.
Sehingga, masyarakat akan tetap bisa menyampaikan aspirasinya dan pasangan calon gubernur juga tetap bisa berkampanye.
"Ya bisa ajukan pemberitahuan ke kita nanti kita fasilitasi mereka mau demo di mana, tapi jangan menghambat atau mencegah supaya orang tidak bisa kampanye," ujar Suntana di Mapolda Metro Jaya, Jumat (11/11/2016).
Selain itu, kata Suntana, ia meminta tim pemenangan pasangan cagub-cawagub memberikan jadwal kampanyenya kepada pihak kepolisian. Sehingga, jika ada penolakan dari warga polisi bisa mengantisipasinya.
"Kalau ada paslon yang mau kampanye di suatu tempat dimungkinkan terjadi hambatan tadi polisi akan datang lebih dulu beritahu masyarakat enggak usah begitu. Apabila dalam pemberitahuan itu masih maksa, ya kita akan fasilitasi agar kegiatan kampanye tidak terhambat," ucap dia.
(Baca: Bawaslu: Penghadangan Kampanye adalah Tindak Pidana)
Suntana menyatakan akan berkoordinasi dengan KPU DKI Jakarta dan Bawaslu DKI Jakarta untuk mengumpulkan tim sukses pemenangan seluruh pasangan cagub-cawagub.
Dalam pertemuan tersebut, ucap Suntana, tim pemenangan pasangan cagub-cawagub diminta menjelaskan kepada pendukung lainnya agar memberikan kesempatan pasangan cagub-cawagub lain untuk berkampanye.
"Stakehokder yang ada akan mengumpulkan semua timses paslon agar memberitahu masyarakat pendukungnya untuk memberikan ruang dan kebebasan bagi paslon manapun untuk menyampaikan aspirasinya ke masyarakat dan itu untuk kepentingan kita semua," kata Suntana.
Pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat, beberapa kali mendapat penolakan dari sekelompok massa saat akan atau tengah berkampanye di beberapa wilayah.
(Baca: Djarot Curiga Penolakan terhadap Kampanye Ahok-Djarot Terkoordinasi)
Tercatat, Ahok pernah dihadang kelompok massa saat kampanye mengunjungi Pasar Rawa Belong, Rabu (2/11/2016).
Selain itu, Ahok juga mendapat penolakan saat akan berkampanye di Kedoya Utara, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2016).
Adapun Djarot mendapat penolakan dari kelompok massa saat kampanye di Kedoya Utara dan Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (9/11/2016).
Bawaslu DKI Jakarta telah menerima laporan mengenai penghadangan kampanye tersebut.