Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PGI Imbau Masyarakat Tetap Tenang Setelah Ada Pengeboman di Samarinda

Kompas.com - 14/11/2016, 21:35 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) mengimbau masyarakat, khususnya umat Kristen, untuk tetap tenang menanggapi adanya aksi pelemparan bom di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016).

PGI meminta masyarakat sepenuhnya menyerahkan proses hukum kasus itu kepada pemerintah.

"Kami mengibau umat Kristen supaya tetap tenang, menyerahkan kepada proses hukum karena percaya pada proses hukum yang terjadi di negara ini," kata Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI, Hendri Lokra, di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (14/11/2016) malam.

Hendri menuturkan, PGI turut berduka atas terjadinya pelemparan bom molotov dan jatuhnya korban yang merupakan anak-anak dalam kejadian tersebut.

"PGI menyatakan simpati dan duka cita yang dalam atas korban jatuh akibat dari bom molotov yang terjadi pada saat mereka merayakan ibadah Minggu," kata Hendri.

PGI juga mendoakan agar keluarga korban pelemparan bom tersebut tetap kuat. Mereka berharap supaya pelaku pengeboman dapat segera ditindak.

Untuk mendoakan para korban, PGI bersama Forum Kebhinekaan menggelar aksi menyalakan lilin di Bundaran HI, Senin malam ini. Mereka melakukan aksi menyalakan lilin, berdoa, menyanyikan lagu Indonesia Raya, berorasi, hingga membaca puisi.

Dalam ledakan bom molotov di Gereja Oikumene pada pada hari Minggu kemarin itu, seorang anak balita bernama Intan Olivia Marbun (3) meninggal dunia, Trinity Hutahaean (4) mengalami luka bakar serius sekitar 50 persen dan kondisinya masih kritis, serta Alvaro Aurelius (4) dan Anita Kristobel (2) mengalami luka bakar sekitar 16 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com