Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isyarat Djarot tentang Orang-orang "Bersumbu Pendek" yang Ada di Kubunya

Kompas.com - 15/11/2016, 06:53 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat menuturkan cukup banyak orang-orang di kubunya yang geram dengan serangkaian aksi penghadangan saat dirinya dan calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama berkampanye.

Saking geramnya, Djarot menyebut orang-orang itu sebenarnya ingin turun langsung ke lapangan untuk menghadapi orang-orang yang menghadang. Djarot menyebut orang-orang yang ia maksudkan itu sebagai orang-orang "bersumbu pendek".

"Saya dari PDI Perjuangan, banyak teman saya yang agak 'selon-selon'. Kalau tidak didinginkan mereka sumbunya pendek juga lho ini," ujar dia di Kantor Panwaslu Jakarta Barat, Senin (14/11/2016).

Aksi penghadangan oleh sekelompok orang terhadap kampanye Ahok dan Djarot sudah kerap terjadi selama masa kampanye Pilkada 2017. Kejadian yang terakhir adalah saat Djarot dihadang dalam kunjungan kampanye ke permukiman warga di kawasan Karanganyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin kemarin.

Menurut Djarot, kubunya sebenarnya bisa saja membiarkan orang-orang "bersumbu pendek" yang ia maksudkan itu untuk menghadapi massa penghadang. Namun, jika itu dilakukan, ia menilai sama saja dengan kemunduran berdemokrasi.

Karena itu, Djarot sudah sering mengingatkan orang-orang "bersumbu pendek" yang ada di kubunya itu untuk menahan diri.

"Saya bilang 'jangan-jangan'. Karena saya harus mendinginkan mereka. Memberikan pendewasaan berdemokrasi," ucap Djarot. (Baca: Djarot Nilai Panwaslu Lamban Tangani Penolakan Kampanye)

Djarot berharap baik Panitia Pengawas Pemilu maupun Badan Pengawas Pemilu cepat tanggap merespons kasus penghadangan kampanye. Selain itu, ia menilai kepolisian maupun kejaksaan seharusnya juga bisa ikut terlibat karena penghadangan kampanye bisa dikategorikan tindak pidana.

"Bukan berarti kami harus selalu gagah-gagahan, tidak. Tapi betul-betul ini pendewasaan berdemokrasi. Betul-betul kita dalam pilkada ini bersaing secara fair, secara baik. Jangan menghalalkan segala macam cara. Bukan masalah berani-beranian," tegas Djarot. (Baca: Bawaslu: Penghadangan Kampanye adalah Tindak Pidana)

Djarot meyakini aksi penghadangaan bukan dilakukan oleh warga setempat. Melainkan oleh massa yang sengaja diturunkan oleh pihak tertentu. Ia menegaskan pihaknya akan berupaya mencari tahu pihak tertentu itu.

"Seperti spanduk-spanduk provokatif itu bisa enggak sih nyantol sendiri? Tentu ada yang bikin, ada yang masang. Siapa aktor di balik itu, itu yang kami pertanyakan. Kami akan mencari tahu siapa aktor di balik gerakan-gerakan itu. Karena ini sangat mengganggu kedewasaan kita dalam berdemokrasi," ucap Djarot.

Kompas TV Sejumlah Penolakan Warga pada Kunjungan Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com