Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Pemulung di Cakung Itu Kini Bisa Tersenyum Tinggal di Panti Sosial

Kompas.com - 16/11/2016, 13:56 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wajah Muhammad Nurseha (10), bocah pemulung yang hidup dari belas kasihan warga, terlihat tersenyum. Tidak ada lagi pakaian kumel yang sering dipakainya saat memulung.

Di belakangnya tampak petugas dinas sosial DKI Jakarta. Ya, Nurseha kini sudah tinggal di Panti Sosial Kecamatan Cakung. Dia tidak lagi hidup bersama orangtua angkatnya yang juga bekerja sebagai pemulung.

Setelah kehidupan Nurseha mendapat sorotan dari netizen di media sosial, pengurus sebuah yayasan mengambilnya dari Yuli, keluarga angkat Nurseha. Pengurus yayasan itu juga menemui ayah kandung Nurseha di daerah Rawa Badung.

Yayasan itu mendapat persetujuan dari ayah Nurseha untuk memasukkan bocah itu ke panti. 

Kepala Seksi Sosial Kecamatan Cakung, Zubaedah, mengatakan, Nurseha, sebelum menjadi pemulung, tinggal bersama orangtuanya. Namun, setelah itu ia tinggal di sebuah gubuk di Penggilingan Cakung, Jakarta Timur.

"Tim dari Yayasan Balarenik Cakung berinisiatif menelusuri lokasi memulung dan tempat tinggalnya. Akhirnya ditemukan di salah satu rumah pemulung. Anak ini sudah 1 bulan tinggal di rumah ibu Yuli, setelah kabur dari orang tuanya," kata Zubaedah, melalui keterangan tertulis dari Kepala Humas Dinas Sosial DKI Miftahul, kepada Kompas.com.

Dok. Dinas Sosial DKI Jakarta Di pemukiman semi permanen ini di PIK, di RT 09 RW 14, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Muhammad Nurseha (10) bocah pemulung yang terlantar sempat dipeliharan seorang warga setempat. Foto diambil Rabu (16/11/2016)

Zubaedah mengatakan, setelah dapat bertemu dan berbicara dengan ayah Nurseha, akhirnya disepakati agar bocah itu dirawat di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1 milik Dinas Sosial DKI Jakarta, di Jakarta Timur.

Di kediaman orangtuanya, lanjutnya, diketahui juga kalau ibu dari Nurseha telah meninggal karena sakit jantung. Sehingga, ayahnya menikah lagi dengan orang lain.

"Anak terakhir (bontot) dari 4 bersaudara. Setelah ibunya meninggal, Otong tinggal di rumah neneknya. Namun neneknya pun meninggal. Sehingga ia hidup sebatang kara," ujar Zubaedah.

Bocah itu pun akhirnya berusaha menghidupi dirinya sendiri dengan menjadi pemulung. Ketika menjadi pemulung, ternyata ada yang mau mengurusnya, yakni Yuli.

"Sekarang sudah berada di PSAA Putra Utama 1 milik Dinas Sosial DKI Jakarta. Dia akan dijamin kebutuhan dasarnya seperti makanan, pakaian, dan pendidikannya. Semoga Otong punya masa depan yang cerah," ujar Zubaedah.

 

PLEASE BANTU GENG???????????????? SIAPAPUN YANG KETEMU ADIK INI TOLONG DI BANTU????????????????

A video posted by Bukan Akun Haters / Fanbase ???? (@lambe_turah) on Nov 14, 2016 at 8:52pm PST

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com