Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Anies-Sandi Naik Bukan Hanya karena Ahok Tersangka

Kompas.com - 21/11/2016, 11:14 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik tidak ingin elektabilitas cagub dan cawagub DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, disebut naik hanya karena status tersangka Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, meskipun dia mengakui bahwa status tersangka Ahok ikut memengaruhi naiknya elektabilitas Anies-Sandi.

"Jadi bukan penyebab satu-satunya, kami kan juga punya strategi. Namun, harus diakui, sedikit banyak status Ahok berpengaruh. Kalau saya bilang enggak, bohong banget," kata Taufik ketika dihubungi, Senin (21/11/2016).

Ahok dan Djarot Saiful Hidayat merupakan sepasang calon petahana pada Pilkada DKI 2017.

Taufik mengatakan, usaha tim untuk meningkatkan elektabilitas Anies-Sandi tidak bergantung pada status hukum seseorang. Elektabilitas sedianya harus naik karena strategi yang dilakukan oleh tim sukses dan sepasang calon.

Saat ini, Taufik merasa tingkat popularitas Anies dan Sandiaga sudah baik. Tim tinggal perlu mengubah popularitas itu menjadi elektabilitas untuk bisa menang dalam Pilkada DKI 2017.

"Bagaimana caranya? Caranya ya dengan menyampaikan gagasan yang dipahami oleh masyarakat. Mungkin juga dengan cara kampanye tertutup yang kami akan gelar dan dihadiri para tokoh," kata Taufik.

Komentar Taufik itu terkait hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menempatkan Anies-Sandi pada urutan pertama dalam hal elektabilitas. Survei itu dilakukan sebelum Ahok menjadi tersangka. Namun, di dalam survei ditanyakan, jika Ahok jadi tersangka, siapa yang akan mereka pilih sebagai gubernur Jakarta.

Elektabilitas Anies-Sandi berada pada posisi 20,00 persen sebelum Ahok jadi tersangka. Kini, elektabilitas sepasang calon tersebut menjadi 31,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 31,10 persen (pertanyaan tertutup).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com