Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Ini, PNS DKI yang Tak Disiplin Terancam Dipecat

Kompas.com - 21/11/2016, 12:58 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam beberapa pekan ke depan, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menyatakan akan menindak para pegawai negeri sipil (PNS) yang indisipliner. Sanksi terberat yang akan dijatuhkan adalah berupa pemecatan.

Menurut pria yang biasa disapa Soni ini, sanksi pemecatan akan diberikan kepada PNS yang jumlah ketidakhadiran tanpa keterangan alias bolosnya sudah mencapai 45 hari.

"Pokoknya minggu-minggu ini saya akan keras memberhentikan orang yang tidak disiplin, sudah sekian hari seenaknya enggak masuk," kata dia di Balai Kota, Senin (21/11/2016).

Menurut Soni, sanksi yang akan dijatuhkan kepada PNS indisipliner merupakan tindak lanjut dari sanksi terhadap PNS yang membolos saat hari berlangsungnya demonstrasi pada Jumat (4/11/2016) silam.

Sebanyak 36 dari 6.212 PNS yang tidak masuk kerja pada 4 November lalu dijatuhi sanksi. Mereka adalah orang-orang yang sudah pernah melakukan kesalahan sebelumnya.

Jenis sanksi yang akan diberikan sendiri bervariasi sesuai bentuk kesalahan yang dilakukan sebelumnya. Sementara itu, untuk PNS yang hanya melakukan kesalahan dengan tidak masuk pada 4 November, diberikan peringatan tertulis.

Dari sejumlah alasan yang dikemukakan para PNS terkait ketidakhadirannya itu, Soni menyebut alasan paling banyak adalah kekhawatiran akan terjadinya kerusuhan. Soni menyatakan alasan tersebut tidak bisa ditolerir. (Baca: Bolos Saat Demo 4 November 2016, 36 PNS DKI Diberi Sanksi)

Karena ia menilai seorang PNS harusnya mengedepankan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi, termasuk kekhawatiran akan terjadinya kerusuhan.

"Saya mau konsisten sampai orang diperintahkan masuk tanggal 4 November karena negara membutuhkan saudara, dia datang, itu tanggung jawab. Mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi," ujar Soni.

Kompas TV PNS DKI Bakal Terima Gaji Ke-14
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com