Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitasnya Turun Berdasarkan Hasil Survei, Djarot Fokus Turun Lapangan

Kompas.com - 21/11/2016, 17:23 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, tak ambil pusing soal hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyebut elektabilitasnya turun setelah penetapan calon gubernur pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sebagai tersangka.

Cawagub DKI nomor pemilihan dua itu menjawab hanya fokus turun ke lapangan menemui warga.

"Ya turun (lapangan) saja, makanya saya bilang biar saja berbagai macam survei, silakan, begitu ya, dikasih angka berapa elektabilitasnya silakan, yang penting kita turun lapangan," kata Djarot, usai kampanye di Cawang, Jakarta Timur, Senin (21/11/2016).

(Baca juga: Ogah Percaya Hasil Survei, Parpol Pengusung Yakin Ahok-Djarot Menang)

Djarot juga menyerahkan kepada masyarakat apakah akan memilih dia dan Ahok pada 15 Februari 2017 atau tidak.

Kendati demikian, Djarot yakin masyarakat cerdas dalam melihat kinerjanya bersama Ahok selama memimpin Ibu Kota.

"Masyarakat sudah pintar ya," ujar Djarot.

Survei LSI Denny JA

Sebelumnya, LSI Denny JA merilis hasil survei setelah penetapan tersangka terhadap Ahok atas kasus dugaan penistaan agama.

Dari survei yang dilakukan periode 31 Oktober 2016-5 November 2016 dengan melibatkan 440 responden itu, dukungan untuk Ahok turun dari 24,6 persen menjadi 10,6 persen.

Survei LSI Denny JA itu memang dilakukan sebelum Ahok ditetapkan sebagai tersangka.

Namun, responden sudah ditanya perihal dukungan jika Ahok menjadi tersangka kasus dugaan penistaan agama.

Sebelum Ahok tersangka, elektabilitasnya bersama Djarot di angka 24,6 persen. Setelah menjadi tersangka, elektabilitas pasangan ini menjadi 10,6 persen untuk pertanyaan terbuka, dan 11,50 persen untuk pertanyaan tertutup.

Metode pertanyaan terbuka ialah menanyakan bagaimana dukungan terhadap Ahok jika jadi tersangka tanpa menyebutkan nama cagub dan cawagub dari kandidat lainnya.

(Baca juga: Reaksi Para Cagub soal Elektabilitas Ahok yang Turun Menurut Hasil Survei)

Sementara itu, pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang disertai nama kandidat. Hasilnya, dukungan terhadap Ahok sama-sama turun berdasarkan dua metode itu.

Berbeda dengan Ahok-Djarot, dua pasangan calon lainnya mendapat limpahan dukungan dari yang meninggalkan Ahok-Djarot.

Berdasarkan survei itu, elektabilitas pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebelum Ahok tersangka, berada di 20,90 persen.

Namun, setelah Ahok menjadi tersangka dukungan Agus-Sylvi mengalami peningkatan 30,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 32,30 persen (pertanyaan tertutup).

Sementara itu, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, meningkat menjadi 31,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 31,10 persen (pertanyaan tertutup), dari semula 20,00 persen sebelum Ahok tersangka.

Kompas TV Ahok Anggap Elektabilitas Turun sebagai Motivasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com