JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengaku tidak mengenal pimpinan massa atau komandan yang memimpin massa yang menghadangnya di Kembangan Utara, Jakarta Barat, pada 9 November 2016 lalu.
"Saya sama sekali tidak kenal sama orang tersebut," kata Djarot usai diperiksa sebagai saksi terkait kasus penghadangan itu, di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, di Jakarta, Senin (21/11/2016) malam.
(Baca juga: Dua Jam Diperiksa, Djarot Ceritakan Kronologi Penghadangan kepada Penyidik)
Ia juga mengaku tidak mengenal kelompok orang yang berteriak-teriak menolak kehadirannya di Kembangan Utara.
"Itu juga saya tidak kenal," ujar Djarot.
Selebihnya, ia menyerahkan masalah ini kepada penyidik Polda Metro Jaya, termasuk apakah kelompok yang melakukan penghadangan pada kampanyenya di Kembangan Utara itu terorganisasi atau tidak.
"Kalau (disebut) terorganisir, sebetulnya tergantung pihak penyidik," ujar Djarot.
Namun, Djarot menduga yang menghadangnya kemungkinan memang terorganisasi.
"Kalau tidak terorganisir, kan ya susah ya karena sekelompok orang itu, ternyata mengikuti saya," ujar Djarot.
(Baca juga: Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot Duga Ada Aktor Politik di Balik Penghadangan Kampanye )
Ketika dia sampai di tempat kampanye berikutnya di rumah Haji Saman, di Kembangan Selatan, kelompok orang yang sama diduga masih mengikuti.
"Mereka masih ngikutin dan menghadang di sekitar 20 meter dari rumahnya Pak Haji Saman, sehingga mereka masih teriak-teriak," ujar Djarot.