JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang mata memandang hanya terlihat sampah di lorong-lorong Rusunawa Penjaringan atau biasa disebut Tanah Merah. Sesekali tampak tikus selokan seliweran dari satu unit ke unit lainnya.
Kondisi itu tepatnya di tiga blok Rusunawa Penjaringan, yakni Blok E, F dan G. Tiga blok itu sudah tak lagi berpenghuni.
Ratusan penghuni sudah diminta pindah karena rencana renovasi rusun empat lantai oleh Pemprov DKI Jakarta. Tercatat, penghuni sudah diminta angkat kaki sejak 30 Juni 2016.
"Tapi sampai sekarang belum ada pembangunan sama sekali," kata Nusron, eks warga Blok E Rusunawa Penjaringan kepada Kompas.com di Jakarta Utara, Rabu (23/11/2016).
Pagar di tiap lantai juga hanya menggunakan besi. Kondisi besi pun jauh dari kata layak.
"Renovasinya katanya karena rusun sudah tidak layak," kata Nusron.
Semenjak ditinggalkan penghuni, kodisi rusun kian memprihatinkan. Hampir tiap pintu di blok tertentu sudah habis dicuri. Tak hanya itu, pagar besi dan atap rusun juga tak sedikit yang hilang.
"Paling kasihan sih penghuni yang pulang kampung pas pengosongan. Barang-barangnya diambil maling," kata Nusron.
Dikutip dari Harian Kompas (23/11), Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Penjaringan Evi Riyanne Sianturi mengatakan, berdasarkan informasi dari Dinas Perumahan dan Gedung, tiga blok itu mengalami gagal lelang untuk pembongkaran. Akibatnya, lelang harus diulang kembali.
"Info terakhir seperti itu karena wewenang untuk pembangunan itu ada di Dinas. Kami menungu kabar selanjutnya," kata Evi.
Kelik Indriyanto, Kepala Bidang Perencanaan Teknis Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, yang dihubungi, tidak merespons panggilan.
Sebelumnya, Kelik mengungkapkan, lelang pembongkaran merupakan wewenang Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Pihaknya hanya bersurat agar aset berupa tiga blok rusun setinggi empat lantai segera dibongkar (Kompas, 27/8).