Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengayuh Dayung untuk Biaya Obat Istri yang Sakit Paru-paru

Kompas.com - 23/11/2016, 19:34 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Reni Edi Lim (56) duduk bersandar di pagar pembatas Kali Cisadane, Tangerang, Rabu (23/11/2016). Tatapan matanya melihat ke jalan raya yang berada di depannya.

Reni berprofesi sebagai 'nakhkoda' sampan di Kali Cisadane, Tangerang. Ia mengantar penumpang dari kawasan Karawaci ke Pasar Lama.

"Sekarang sudah mulai sepi penumpang. Tapi saya tetap harus mendayung," kata Reni kepada Kompas.com di Tangerang, Rabu.

Pria kelahiran Semarang ini mengatakan istrinya tengah diserang penyakit paru-paru. Alhasil, ia harus tetap mencari uang agar bisa mengobat istrinya.

Reni mengatakan memang biaya pengobatan saat ini sebagian besar ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Namun beberapa item yang tak ditanggung seperti hasil rontgen harus dibayar sendiri. Biaya rontgen istrinya sekitar Rp 125.000.

"Uang segitu mana punya aku. Apalagi sekarang sudah sepi penumpang," kata dia.

Reni mengatakan sekali mengantar penumpang sebesar Rp 2.000. Setiap hari pendapatannya sebesar Rp 16.000. Sebagian dari jumlah itu pun harus disetorkan ke pemilik perahu. Sisanya, biasanya dipakai untuk makan.

"Kalau ada sisanya lagi dikumpulin buat bayar hasil rontgen istri," kata dia. (Baca: Sampan yang Bertahan di Tengah Deras Kemajuan Transportasi...)

Saat ini uangnya baru terkumpul Rp 75.000. Reni pun tak putus asa. Ia tetap mengumpulkan agar bisa mengambil hasil rontgen dan menyerahkan ke dokter.

Hasil rontgen, kata Reni, diperlukan agar dokter bisa melihat secara jelas penyakit paru-paru istrinya.

"Dokter bilang kalau sudah ada rontgen baru bisa di bawa ke dia dan ambil tindakan," katanya.

Kompas TV Para Ibu Ini Rangkai Pulpen demi Dapat Uang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com