Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politikus Gerindra Ini Kesal dengan Survei yang Tempatkan Anies-Sandi di Posisi Buncit

Kompas.com - 24/11/2016, 20:12 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Gerindra, Desmond J Mahesa, melontarkan kekesalannya kepada Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi.

Hal itu terjadi saat Burhanuddin mengumumkan hasil survei terbaru yang dilakukan Indikator mengenai elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017 di Kantor Indikator di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).

Desmond hadir sebagai undangan yang mewakili pasangan calon nomor tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Pada kesempatan itu, Desmond mempertanyakan hasil survei indikator yang dinilainya berbeda dari survei yang dikeluarkan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

"Ini ada sesuatu yang menurut saya sulit dipercaya. Survei ini adalah acuan kalau bisa dipercaya," kata Desmond.

Hasil terbaru survei Indikator menempatkan Anies-Sandi di posisi buncit. Elektabilitas keduanya berada pada 24,5 persen.

(Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Agus-Sylvi Ada di Posisi Pertama)

Berdasarkan hasil survei itu, mereka kalah dari pasangan nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, yang berada di urutan pertama dengan elektabilitas 30,4 persen.

Disusul pasangan nomor dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat yang berada di urutan kedua dengan eletabilitas 26,2.

Sementara itu, berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, Anies-Sandi yang ada di urutan pertama dengan elektabilitas 31,90 persen; disusul Agus-Sylvi di posisi kedua dengan elektabilitas 30,90 persen; dan Ahok-Djarot di posisi buncit dengan 10,6 persen.

"Jadi siapa yang abal-abal, Denny JA atau Indikator?" ujar Desmond.

Menanggapi Desmond, Burhan kemudian menyatakan bahwa ia tidak mau mengomentari hasil survei yang dilakukan lembaga lain.

Karena ia mengaku tidak tahu metodologi maupun waktu yang digunakan oleh lembaga lain itu.

Namun, sepengetahuan Burhan, survei LSI Denny JA dilakukan sebelum Ahok ditetapkan sebagai tersangka.

Namun, dalam survei itu, responden sudah ditanya pendapatnya apabila Ahok jadi tersangka.

"Ada pertanyaan jika Ahok jadi tersangka, elektabilitasnya seperti apa," kata Burhan.

(Baca juga: Elektabilitasnya Paling Rendah Berdasarkan Survei, Anies Tak Akan Ubah Strategi )

Kepada Desmond, Burhan menyatakan siap dan tak keberatan apabila hasil surveinya diaudit.

Sebab, ia menyebut hal itu keharusan bagi setiap lembaga survei yang tergabung di Asosiasi Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia.

"Denny JA bukan bagian dari Asosiasi Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia di mana kami bergabung. Dan dia juga tidak bisa diaudit metodologinya," kata Burhan.

Kompas TV Survei LSI: Elektabilitas Ahok Mengalami Penurunan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com