Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapak Berdiri di Turap yang Rawan Longsor, Pedagang Patra Kuningan Tolak Dipindah

Kompas.com - 25/11/2016, 09:14 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang yang berjualan di atas turap saluran air di Jalan Patra Kuningan XV, Setiabudi, Jakarta Selatan, enggan dipindah. Walaupun mereka menyadari lokasi tempat berjualan saat ini berbahaya karena rawan longsor.

Saluran air di Jalan Patra Kuningan XV memiliki kedalaman sekitar lima meter. Pada Jumat (18/11/2016) pekan lalu, turap di salah satu bagian pada saluran air runtuh akibat longsoran tanah. Akibatnya, ada beberapa lapak pedagang di atasnya yang ikut ambruk.

Saat ini, ada sekitar tujuh lapak pedagang yang masih berdiri di lokasi tersebut. Lapak-lapak ini menempati bagian atas turap yang masih dalam kondisi baik.

Namun, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Pemerintah Kota Jakarta Selatan hendak memindahkan pedagang ke lokasi lain. Tapi keinginan itu tampaknya belum direspons positif oleh pedagang.

Salah satunya Tin (46). Ia keberatan dipindah. Alasannya, lapak dagangannya sudah beberapa kali ditertibkan dan dipindah dari satu lokasi ke lokasi lain.

"Dulu dagang di depan sana, terus digusur dipindah ke sini. Masa sekarang mau digusur lagi," kata Tin saat ditemui Kompas.com, Kamis (24/11/2016).

Tin merupakan pedagang makanan. Ia mengaku sudah berdagang sejak datang pertama kali ke Jakarta pada 20 tahun silam.

Keengganan dipindah turut dilontarkan Yati (47). Ia bahkan sempat membawa-bawa nama mantan Wakil Presiden Hamzah Haz. Ia mengaku sudah mendapat izin dari Hamzah untuk tetap terus berjualan di lokasi tersebut.

Lokasi lapak Yati memang tepat persis di depan kediaman Hamzah. Yati mengaku sudah berjualan di lokasi tersebut sejak 2006, tepatnya saat Hamzah mulai menetap di kediamannya itu.

"Sama bapak udah diizinin. Yang lain boleh (dipindah), tapi kalau yang dua ini enggak bisa," ujar Yati sambil menunjuk lapak dagangannya dan lapak yang ada di sebelahnya.

Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Selatan Holi Susanto mengatakan, keberadaan bangunan yang berdiri di atas turap saluran air di Jalan Patra Kuningan XV dapat memicu longsor. Apalagi beberapa bagian turap sudah banyak yang berkondisi retak.

"Turap-turap batu kali ini tidak diperuntukan menahan bangunan. Beban berat bangunan bisa membuat turap jebol," kata Holi seperti dikutip dari beritajakarta.com, Selasa (23/11/2016).

Holi mengaku sudah meminta camat setempat agar memindahkan lapak-lapak pedagang. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan yang dapat menimbulkan korban jiwa.

"Camat segera bersurat supaya mereka pindah dulu. Minimal saat pengerjaan ini selesai sampai Desember, warga tidak ada di sini," kata dia.

Sementara itu, Camat Setiabudi Dyan Airlangga menyatakan surat imbauan untuk pedagang yang berjualan di atas turap saluran air di Jalan Patra Kuningan XV akan segera diterbitkan.

"Warga diminta tidak melakukan aktivitas di lokasi itu sampai pelaksanaan penanganan longsor selesai," kata Dyan.

Saat ini di lokasi terjadinya longsor sudah dilakukan perbaikan terhadap turap yang runtuh. Tampak satu unit ekskavator disiagakan di lokasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com