Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengasuh dari Anak Balita yang Tewas di Cilangkap Akui Penganiayaan

Kompas.com - 29/11/2016, 14:23 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nia (38), terduga penganiaya BE, anak balita usia 2 tahun 8 bulan yang diasuhnya, akhirnya mengakui bahwa ia menganiaya bocah itu beberapa jam sebelum dia meninggal. Anak laki-laki itu sempat dicubiti dan diguncang-guncang sebelum tak sadarkan diri.

"Ada kecocokan dari hasil visum dengan pengakuan Nia. Badannya (BE) itu ada lebam di paha, lengan, dan kepala. Nia mengakui perlakuannya ke BE," kata Kepala Sub Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (Kasubnit PPA) Polresta Depok, Ipda Nurul Kamila Wati, ketika dikonfirmasi, Selasa (29/11/2016).

Beberapa jam sebelum BE tewas pada Selasa (22/11/2016), Nia menghukumnya dengan cara berdiri dari sore hingga malam sekitar pukul 20.00. BE yang tak kuat lagi menjalani hukuman akhirnya tumbang.

Bukan merawatnya, Nia malah menarik leher dan mengguncang-guncangkan tubuh mungil BE hingga muntah. Saat BE sudah tak sadarkan diri lagi, Nia akhirnya panik dan segera meminta pertolongan suaminya, Adi, dan tetangga mereka.

BE pun dibawa ke klinik dekat kontrakan mereka di Cilangkap, Tapos, Depok.

Sayang, nyawa BE tak tertolong. Meski hasil otopsi belum keluar, polisi memastikan BE bukan tewas karena paru-paru basah seperti yang diungkapkan keluarga Nia kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

"Tidak ada satu dokter pun atau rekam medis yang menunjukkan BE punya penyakit. Adanya visum yang menunjukkan kematian disebabkan luka benda tumpul," ujar Ipda Nurul.

Polisi kini menjerat Nia atas pelanggaran Pasal 76 C juncto 80 ayat 3 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com