JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengatakan, hasil survei tentang elektabilitas yang dikeluarkan sejumlah lembaga survei memperlihatkan bahwa tiap pasangan calon yang bersaing pada Pilkada DKI memiliki peluang yang sama besar untuk menang.
Sandiaga menilai, hasil survei lembaga survei Charta Politica yang baru saja keluar juga memperlihatkan hal yang sama. Walau dari hasil survei itu, Sandiaga dan pasangannya Anies Baswedan berada di urutan ketiga dengan elektabilitas sebesar 26,7 persen.
Sandiaga menilai, salah satu faktor yang membuat tinggi atau rendahnya elektabilitas juga bergantung pada kinerja tim kampanye. Untuk itu, dirinya bersama tim kampanye akan bekerja keras mengumpulkan dukungan di masyarakat.
"Untuk siapa yang berada di urutan satu, dua, tiga, tergantung dari timing, isu, dan momentum. Kami menyikapi ini agar kami terus bekerja keras," kata Sandiaga di Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat, Selasa (29/11/2016).
Guna meningkatkan elektabilitasnya, Sandiaga akan lebih menggencarkan sosialisasi program pendidikan dan lapangan kerja setiap kali blusukan. Menurut dia, kedua isu itu terbukti menjadi isu yang paling dibutuhkan warga dan menjadi perhatian di Jakarta.
Sandiaga menilai, seluruh pasangan calon masih memiliki kesempatan yang besar untuk memenangkan Pilkada DKI mengingat pemilihan masih tiga bulan lagi.
"Pilkada sangat ketat, semua memiliki kesempatan. Semua bilang incumbent tidak terkalahkan, sekarang dilampaui dan Agus yang sebelumnya belum dikenal bisa tinggi (elektabilitasnya)," kata Sandiaga.
Dari hasil survei lembaga survei Charta Politika, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni memperoleh 29,5 persen. Disusul Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat memperoleh 28,9 persen dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memperoleh 26,7 persen.
Sementara yang belum menentukan pilihan atau swing voters sebanyak 14,9 persen. Pengumpulan data dilakukan pada 17 November sampai 24 November 2016. Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Jumlah sampel sebanyak 733 responden dari 800 yang direncanakan. Responden tersebar di lima wilayah kota administrasi dan satu kepulauan.
Margin of error kurang lebih 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.