Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat RPTRA untuk Erik Menjalani Terapi...

Kompas.com - 02/12/2016, 07:00 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Kamis (1/12/2016), Erik tampak sibuk bermain di taman pasir di dalam RPTRA Meruya Utara, Jakarta Barat.

Anak itu tampak mengisi botol minuman plastik dengan pasir kemudian mengeluarkan kembali pasir dari botol di taman tersebut.

Kegiatan itu terus dilakukan Erik. Sore itu, Erik yang merupakan anak berkebutuhan khusus tersebut tengah menjalani terapi di RPTRA Meruya Utara.

Ibu Erik, sebut saja Amira, setiap hari datang ke RPTRA untuk memberikan anaknya terapi. Amira sempat mengajar di sekolah anak berkebutuhan khsusus.

Namun, dua tahun lalu ia memutuskan berhenti mengajar untuk fokus merawat Erik yang saat ini berusia lima tahun.

(Baca juga: Faktor Keamanan Jadi Alasan Orangtua Membawa Anaknya Bermain di RPTRA)

Amira menceritakan, Erik menjalani terapi di RPTRA Meruya Utara sejak RPTRA itu didirikan. 

Bahkan, saat RPTRA Meruya masih berbentuk sebuah taman kota, Amira sudah mengajak Erik terapi di taman itu.

Amira menilai, RPTRA sangat membantunya untuk melakukan terapi terhadap anaknya.

"Sudah tiga tahun terapi di sini. Pokoknya sangat sangat membantu saya ada RPTRA di sini," ujar Amira di lokasi, Kamis (1/12/2016).

Amira mengatakan, hampir semua wahana permainana anak di RPTRA tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan terapi Erik.

Salah satunya adalah taman pasir. Di sana, Erik yang hiperaktif itu bisa menyalurkan perasaannya dengan bermain pasir.

Wahana seluncuran juga bisa dimanfaatkan untuk terapi. Di wahana itu, Erik dilatih kesabarannya untuk menunggu giliran menggunakan seluncuran atau mengantre bersama anak lainnya.

(Baca juga: RPTRA Meruya Utara Bantu Warga Jual Produk Kerajinan)

Selama melakukan terapi di RPTRA, kata Amira, kondisi Erik jauh lebih baik. Erik bisa mengontrol diri serta berinteraksi dengan anak lainnya.

Terlebih lagi, terapi di RPTRA ini gratis. Sebelumnya, Amira pernah membawa Erik ke sebuah tempat terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Namun, biaya untuk terapi di tempat itu tergolong mahal, yakni Rp 400.000 per jamnya.

Akhirnya, Amira memutuskan untuk memanfaatkan wahana di RPTRA yang menurutnya setara dengan alat terapi yang ada di sejumlah tempat terapi.

"Bayangkan, setiap hari saya harus bayar Rp 400.000 untuk terapi, dan itu baru satu jam. Belum lagi Erik yang pasti merengek saat mau dibawa ke sana, dia tahu mau diterapi, tetapi kalau di sini (RPTRA), dia tahunya main, bukan terapi," ujar Amira.

Kompas TV Warga Tolak Kedatangan Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com