JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarasono, memuji jalannya kegiatan doa bersama di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jumat (2/12/2016) siang. Dia mengatakan situasi seperti ini sudah sesuai dengan yang diharapkan pemerintah.
"Nilainya sudah 9,5, sudah A sudah bagus. Kalau 10 kan nilai Tuhan. Sudah sangat bagus seperti yang diharapkan dan berjalan aman, damai, tertib," kata Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (2/12/2016).
"Ibaratnya, satu batang pohon pun enggak ada yang patah," tambah dia.
Dia berterima kasih karena peserta doa bersama sudah ikut menjaga lingkungan Jakarta. Menurut Sumarsono, kehadiran Presiden RI Joko Widodo termasuk yang membuat kegiatan tadi siang tambah sejuk, sehingga kegiatan itu selesai dalam suasana yang kondusif.
Sumarsono sempat menyinggung adanya desas-desus yang menyebut akan ada gerakan yang menunggangi kegiatan tadi siang itu. Menurut kabar yang beredar, kata Sumarsono, peserta doa bersama akan digiring ke DPR RI dan mengarahkan peserta ke perbuatan makar.
"Tapi yang jelas polisi sudah mencium hal itu dan tadi pagi pukul 05.00 sudah mulai ya. Kita semua juga sudah tahu, beritanya sekarang bergeser ke nasib 10 orang itu," kata Sumarsono.
Hari ini, polisi telah menangkap dan menetapkan 10 orang sebagai tersangka dalam tiga sangkaan yang berbeda, yaitu terkait tudingan hendak melakukan makar, penghinaan terhadap penguasa, dan pelanggaran pasal dalam undang-undang ITE. Ke-10 orang itu adalah Ahmad Dhani, Ratna Sarumpaet, Rachmawati Soekarnoputri, Sri Bintang Pamungkas, Kivlan Zein, Adityawarman, Jamran, Eko, Rizal Khobar, dan Firza Huzein.
(Baca: Polisi Tetapkan Ahmad Dhani dan Ratna Sarumpaet Jadi Tersangka )
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, orang-orang tersebut ada yang diduga ingin memanfaatkan momen doa bersama 2 Desember untuk menjalankan niat terselubung mereka.