Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanusi Bantah Beli Rumah di Condet

Kompas.com - 05/12/2016, 14:15 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Terdakwa kasus dugaan pencucian uang, Mohamad Sanusi, mengatakan dia tidak pernah membeli rumah di Jalan Musholah, Kramat Jati, yang kini jadi kantor Mohamad Sanusi Center. Dia mengatakan rumah tersebut milik Direktur Utama PT Wirabayu Pratama Danu Wira.

Rumah tersebut awalnya adalah milik Ruly Farulian. Sanusi mengatakan dia sempat ditawari membeli rumah di kawasan Condet tersebut.

"Saya ini orang properti itu kalau beli tanah bangunan pasti mikirnya soal lokasi. Kalau di Condet, bisa buat apa?" ujar Sanusi dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Senin (5/12/2016).

(Baca: Sanusi Tumpahkan Penyesalan dalam Sidang)

Sanusi mengaku tidak tertarik membeli rumah tersebut. Akhirnya, rumah itu dibeli Danu Wira dengan harga Rp 3 miliar.

Sanusi menuturkan, Danu Wira memiliki utang kepada Sanusi sebesar Rp 4 miliar. Menurut Sanusi, Danu malu kepadanya karena belum membayar utang tetapi bisa membeli aset.

Akhirnya, Danu mencantumkan nama Sanusi dalam surat kuasa. Sanusi pun memiliki hak untuk membalik nama rumah tersebut.

"Ini kan mungkin, dia kan saya tegur, dia malu dia belum bayar utang tapi dia beli aset. Padahal saya enggak apa-apa," ujar Sanusi.

Sanusi mengatakan, dia hanya asal menandatangani surat kuasa itu. Dia tidak pernah berniat untuk menggunakan surat tersebut dan memiliki rumah di Condet itu. Apalagi, untuk bisa membalik nama dan menggunakan surat kuasa, Sanusi butuh sertifikat rumah.

Sertifikat rumah tersebut selama ini dipegang oleh Danu. Pada 2015, Sanusi memindahkan kantor Mohamad Sanusi Center ke rumah Condet itu.

Sanusi mengatakan rumah tersebut ternyata berada dekat dengan daerah pemilihannya sebagai anggota DPRD DKI. Dia pun menyewa rumah tersebut dari Danu.

"Sejak terpilih lagi jadi anggota Dewan, saya pindah sewa kantor dari Rawamangun ke situ. Itu untuk kegiatan sosial saya, salah satunya untuk menjamin orang Jakarta kalau urus makam itu gratis," ujar Sanusi.

(Baca: Sanusi Mengaku Aktif dalam Pembahasan Raperda Reklamasi)

Sanusi juga menyampaikan rasa syukurnya karena hingga sekarang kantor Mohamad Sanusi Center tetap diperbolehkan beroperasi. Sehingga, masyarakat sekitar masih bisa memeroleh manfaat dari kegiatan sosial di Mohamad Sanusi Center.

"Alhamdulillah diizinkan. Tadinya bingung mau pindah ke mana kalau disita. Tapi penyidik datang dan tanya ini untuk apa, lalu diizinkan," ujar dia.

Kompas TV Sidang Suap Reklamasi Hadirkan Istri Sanusi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com