Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas PA Prediksi Kasus Anak yang Terkena Masalah Hukum Akan Meningkat

Kompas.com - 06/12/2016, 18:58 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) merilis catatan akhir tahun di 2016. Komnas PA memprediksi, akan ada peningkatan kasus Anak yang Berhadapan Dengan Hukum (ABDH) di Tanah Air tahun depan.

Ketua Komnas PA Aris Merdeka Sirait mengatakan, secara nasional sepanjang 2016 pihaknya menerima 1.851 pengaduan ABDH yang diajukan ke pengadilan. Angka ini meningkat dari tahun 2015 yang hanya 730 kasus pengaduan yang diterima lembaga perlindungan anak independen itu.

Hampir 52 persen dari angka kasus ABDH tahun ini merupakan kasus berupa pencurian, pemerkosaan, narkoba, perjudian, penganiayaan serta tawuran.

"Kami memprediksi pada tahun 2017, anak berusia di bawah 14 tahun sebagai pelaku kriminal atau ABDH akan meningkat dari 26 persen di 2016 menjadi 38 persen di 2017," kata Arist, di kantor Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (6/12/2016).

Penyebab peningkatan kasus ABDH, lanjut Arist, ada beberapa faktor. Pertama, terdegradasinya fungsi keluarga.

Misalnya, kesibukan orangtua yang membuat waktu bersama anak sedikit. Akibatnya, tidak adanya penanaman nilai spiritual dan keteladanan pada anak.

"Fungsi keluarga jadi tidak berjalan sehingga mendorong anak melakukan kejahatan," ujar Arist.

Kedua, lanjut Arist, perkembangan tekonologi informasi yang tidak diantisipasi anak. Arist menilai, konten negatif pada media sosial sulit diantisipasi.

"Prostitusi online yang melibatkan anak bisa menggila di 2017 jika anak kita tidak diberi kesadaran menggunakan secara baik teknologi," ujar Arist.

Arist menyatakan, perkembangan teknologi memang tidak bisa disalahkan. Namun, nilai sosial dari pemanfaatan teknologi menurutnya menurun. Ada semacam culture shock yang dialami anak bangsa menghadapi derasnya arus informasi.

"Kita merupakan salah satu pengguna internet terbesar di dunia," ujar Arist. (Baca: Indonesia Darurat Kekerasan Anak dalam Lima Tahun Terakhir)

Untuk itu dirinya mendorong peran pengawasan orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam memberikan pemahaman dalam penggunaan teknologi yang baik.

"Penting ada pembekalan dari keluarga dalam menghadapi tayangan informasi," kata Arist.

Kompas TV Bocah Korban Penganiayaan Ibu Kandung Alami Trauma
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com