JAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sylviana Murni, secara tidak langsung menyindir aktivitas aduan setiap pagi di Balai Kota yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Menurut Sylvi, ia tak ingin ada jarak dengan masyarakat.
"Nah, bagaimana saya bisa melayani masyarakat dan tahu kondisi di lapangan kalau saya cuma di Balai Kota?" kata Sylvi di Klender, Jakarta Timur, Rabu (7/12/2016).
Berdasarkan pengalaman 31 tahun menjadi bagian dari birokrat, menurut dia, lebih efisien dan efektif bila bekerja di lapangan. Oleh karena itu, ia berencana berkantor di lapangan, seperti kantor RT, RW, kelurahan, hingga kecamatan.
"Karena itu, ya metode saya bekerja tidak mengenal ruang dan batas waktu," kata dia.
Sylvi mencontohkan, betapa repotnya bila ada warga Kampung Kapitan di Klender mengadukan sesuatu ke pemerintah harus ke Balai Kota terlebih dahulu.
Menurut dia, akan ada sejumlah hambatan, mulai dari berdesak-desakan, mengeluarkan uang dan waktu.
"Kalau ketemu, kalau enggak?" kata dia. (Baca: Mengapa Sylviana Bagikan Nomor Kepala Dinas kepada Warga?)
Oleh karena itu, kata Sylvi, masyarakat akan berbeda bila dirinya menerapkan untuk berkantor di dekat masyarakat bila terpilih menjadi wakil gubernur nanti. Menurut dia, masyarakat akan lebih mudah menjangkau dirinya untuk melaporkan sesuatu.
"Mungkin dia akan cari tempat terdekat ketika saya lagi berkantor karena toh kantor kelurahan, RW kan rumah rakyat," kata dia.
Sylvi menambahkan, bila dia berkantor di lapangan dan saat itu menerima tamu dari negara lain, itu akan berdampak positif. Para tamu itu akan melihat sisi lain dari Jakarta.