JAKARTA, KOMPAS.com - Akun yang diduga milik mantan Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Andi Arief (@AndiArief_AA), membantah pernah "berkicau" dengan nada kebencian atau permusuhan berdasarkan SARA yang kini dilaporkan oleh Komunitas Advokat Muda Ahok-Djarot (Kotak Adja).
Andi Arief men-tweet serentet bantahan sejak Selasa malam (13/12/2016).
"Saya akan lapor balik, saya tidak pernah mentuit yang di maksud," tulis akun itu.
Saya akan lapor balik, saya tidak pernah mentuit yang di maksud. (Kotak BADJA Laporkan Akun Medsos http:https://t.co/dl35dTTr3m
— Gen Una Sumus (@AndiArief_AA) 13 Desember 2016
Andi menuding tweet yang dilaporkan itu direkayasa oleh pendukung Ahok yang seolah-olah di-tweet-kan dari akun Twitternya. Ia meminta masyarakat mengabaikan laporan itu dan memeriksa apakah tweet provokatif itu ada di linimasanya.
"Silahkan periksa tuit saya 2 desember 2016, ini model baru rekayasa tuit untuk dilaporkan, Ahoker kalap."
"Modus baru ahoker membuat tuit palsu, lalu dilaporkan polisi." ("Abaikan saja laporan palsu ahoker soal saya, akan saya hadapi."
Modus baru ahoker membuat tuit palsu, lalu dilaporkan polisi.
— Gen Una Sumus (@AndiArief_AA) 13 Desember 2016
"@Alisan_di89 silahkan aja, cari dokter forensik paling canggih."
Andi Arief resmi dilaporkan dengan nomor LP/6099/XII/2016/PMJ/Dit Reskrimsus atas tweet-nya itu oleh Kotak Adja.
Ketua Kotak Adja, Muannas Alaidid menyesalkan tindakan Andi Arief, yang merupakan mantan aktivis 98 dan mantan Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang diduga telah menyebarkan kebencian dan permusuhan bernada suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Muannas Alaidid, menilai Ahok berpotensi dikambinghitamkan akibat tweet Andi. Menurutnya, tweet tanggal 2 Desember 2016 itu mampu membuat opini publik yang menyudutkan Ahok ketika terjadi penyerangan terhadap etnis tionghoa.