Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak November, Sumarsono Dapat Dana Operasional Rp 1,6 Miliar Per Bulan

Kompas.com - 15/12/2016, 09:45 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH dan KLN) Muhammad Mawardi menjelaskan besaran dana operasional yang diterima oleh Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.

Mawardi mengatakan Sumarsono menerima dana sekitar Rp 1,6 miliar.

"Sekitar Rp 1,6 miliar per bulan," ujar Mawardi kepada Kompas.com, Kamis (15/12/2016).

Mawardi mengatakan dana operasional yang diterima Sumarsono adalah jatah Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Sementara itu, dana operasional jatah Wakil Gubernur non-aktif DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak dicairkan.

"Jatah wagub tidak dicairkan karena itu kebijakan Pak Plt," ujar Mawardi.

Mawardi mengatakan dana operasional tersebut sudah ditransfer ke rekening Sumarsono. Sumarsono sudah menerima dana operasional untuk dua bulan yaitu November dan Desember.

Besar dana operasional yang diterima Sumarsono setara dengan 0,014 dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Mawardi mengatakan dana operasional itu digunakan sesuai kebijakan Sumarsono, tetapi tetap sesuai koridor.

Misalnya untuk kepentingan sosial dan kemasyarakatan. Selain itu, pengeluaran rutin yang biasa dilakukan Ahok juga dikeluarkan.

"Sama ya, untuk Pak Sekda juga ada. Untuk para Wali Kota juga ada. Sama seperti yang dilakukan oleh Pak Ahok," ujar dia. (Baca: Mempertanyakan Transparansi Dana Operasional Plt Gubernur DKI)

Sebelumnya, Sumarsono menyebut tidak tahu soal besaran anggaran dana operasionalnya.

"Kalau ingin tahu anggaran saya berapa, tanya ke Sekda saja, karena sampai sekarang saya saja tidak tahu dana operasional saya berapa," kata Sumarsono

Menurut dia, soal dana itu juga digunakan untuk kampanye "Kita Semua Bersaudara".

"Seluruhnya untuk operasional dan SKPD yang tidak ada anggarannya. Contohnya seperti kampanye 'Kita Semua Bersaudara', itu kan enggak ada anggarannya. Nah itu bisa dari dana operasional ini," ujar Sumarsono.

Kampanye "Kita Semua Bersaudara" dibuat oleh Sumarsono. Seluruh gedung-gedung pemerintahan dipasangi spanduk bertuliskan kampanye ini.

Kompas TV Plt Gubernur DKI: Harusnya Pak Ahok Terima Kasih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com