JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat menilai butuh waktu dua periode untuk benar-benar membuat perubahan yang berkelanjutan di Jakarta.
Untuk itu, mereka meminta warga memilih pasangan nomor pemilihan 2 itu saat Pilkada 2017. Menanggapi hal itu, calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan 3, Sandiaga Uno menilai ada misleading dalam pemerintahan keduanya sehingga membutuhkan waktu 10 tahun untuk merubah Jakarta.
"Mereka menginginkan satu periode lagi, susahnya kalau setiap politisi menginginkan dua periode dari awal untuk merealisasikan janjinya itu berarti ada suatu yang sangat misleading," ujar Sandiaga seusai program Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta di Kompas TV, Kamis (15/12/2016) malam.
Untuk itu, menurut Sandiaga, warga Jakarta butuh pemimpin baru dalam periode 2017-2022 nanti. Sebab, menurut dia, warga Jakarta butuh pemimpin yang bisa menyatukan warganya, bukan mengkotak-kotakkan warganya.
"Susah sekali membayangkan kalau pemimpin tidak bisa diterima oleh masyarakat. Warga Jakarta butuh persatuan dan sekarang kita butuh konsistensi dalam mempersatukan, dalam meniupkan demokrasi yang sejuk," kata Sandiaga.
Sebelumnya, calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menyampaikan alasan mengapa warga Jakarta harus memilih pasangan petahana pada Pilkada DKI 2017. (Baca: Sandiaga: Dipilih 2 Periode Baru Ditepati Janjinya, Pemimpin Macam Apa Seperti Itu?)
Ahok dan pasangan calonnya, Djarot Saiful Hidayat, merupakan pasangan petahana pada Pilkada DKI. Ahok berjanji akan membereskan birorasi jika mendapatkan kesempatan satu periode lagi.
"Kami harap bisa diperpanjang periode kami, kami selesaikan (singkirkan) PNS yang enggak mau melayani," kata Ahok dalam program "Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta" di Kompas TV, Kamis (15/12/2016) malam.