JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menurut rencana akan meresmikan Terminal Terpadu Pulo Gebang di Jakarta Timur pada 28 Desember. Waktu peresmian diundur dari seharusnya pada 20 Desember ini karena ada sejumlah kelengkapan terminal yang belum terpasang.
"Presiden direncanakan meresmikan Terminal Pulo Gebang sebagaimana hasil pembicaraan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Saya berharap SKPD (satuan kerja perangkat daerah) yang dikoordinasikan oleh Asisten Perekonomian DKI Jakarta rampung menyelesaikan kelengkapan, terutama rambu dan pengisian ruang kosong," tutur Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono di Balai Kota Jakarta, Senin (19/12).
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, menjelang peresmian, berbagai sarana terminal, mulai dari teknologi informasi, rambu, loket, hingga penerangan, telah siap. Integrasi angkutan pemadu dan penghubung juga siap.
Terkait 150 kios di lantai 1-3 yang umumnya masih kosong, lanjut Andri, pihaknya akan bekerja sama dengan PD Pasar Jaya untuk mengisi dan mengelolanya. Pada tahap awal, PD Pasar Jaya berencana menggelar bazar selama tiga hari untuk meramaikan suasana.
Pemprov DKI Jakarta juga akan menyiapkan badan layanan umum daerah sebagai lembaga pengelola terminal.
Menjelang peresmian ini juga, Dishubtrans DKI menjaring 27 bus antarkota antarprovinsi yang beroperasi di terminal bayangan, pekan lalu. Dishubtrans telah mengusulkan pencabutan izin trayek bus-bus tersebut ke Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub.
Dalam perkembangan lain, Pemerintah Kota Bogor kemarin resmi menyerahkan aset personel Terminal Baranangsiang ke Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Hal itu menjadi bagian dari lanjutan rencana pembangunan kawasan terminal tersebut oleh pihak ketiga mulai 2017.
"Jadi yang akan dibangun lebih dahulu adalah terminalnya, lainnya, seperti fasilitas bisnis atau usaha, menyusul. Pengelolaan terminal ini ke depan oleh BPTJ," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Senin.
Pada hari yang sama, Bima dan Bupati Bogor Nurhayanti sepakat bekerja sama menata rute angkutan kota (angkot) di kedua wilayah tersebut. Bima mengatakan, koordinasi angkot lintas batas Kota dan Kabupaten Bogor diperlukan karena jumlahnya lebih dari 4.000 unit dan sebagian besar masuk kota. Pembenahannya menjadi sangat terkait dengan kesiapan dua terminal di batas kota, yakni Bubulak dan Laladon.
Dikaji kembali
Dalam perkembangan lain, Kepala Bidang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dishubtrans DKI Priyanto, Senin, menyatakan, penutupan pelintasan KA sebidang di Senen, Jakarta Pusat, akan kembali dibahas. Itu karena sejumlah warga meminta supaya tembok pelintasan dibongkar.
"Pembahasan akan dilakukan Dishubtrans DKI bersama Dirjen Perkeretaapian Kemenhub bersama warga dengan dimediasi DPRD DKI Jakarta. Ada warga yang menginginkan supaya tembok pelintasan kereta di Stasiun Senen dibongkar," ujar Priyanto.
(MKN/HLN/DEA/RTS)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Desember 2016, di halaman 28 dengan judul "Peresmian Terminal Pulo Gebang Diundur".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.