JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali berkampanye dengan mengunjungi warga di Jalan Ketapang, Jatipadang dan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (30/12/2016).
Menurut pria yang akrab disapa Ahok tersebut, kedua wilayah itu memiliki problem yang sama. Yakni masih terendam banjir ketika hujan turun. Permasalahannya, masih banyak pemukiman yang berdiri menutupi saluran air dan berada di bantaran kali.
"Prinsipnya, kami memang tidak mau gusur, kecuali terpaksa. Kalau kamu duduki bantaran sungai, ya kami akan gusur," kata Ahok, di Jatipadang.
Selama blusukan, Ahok berkomunikasi dengan warga. Contohnya dengan warga yang menyewa lapak di bantaran Kali Serua, Jatipadang. Mereka mengaku menyewa lapak dari penyewa sebesar Rp 600-700.000 tiap bulannya.
Ahok pun menawarkan warga untuk direlokasi ke rumah susun.
"Kamu kalau tinggal di rumah susun, ruangannya lebih gede, lebih sehat, naik bus tidak bayar. (bayar sewa tiap bulan) cuma berapa, Rp 150 ribu," kata Ahok. (Baca: Djarot: Kita Memang Tukang Gusur, tetapi yang Digusur Itu Para Koruptor)
Selama masa kampanye, Ahok lebih banyak meninjau wilayah Jakarta Selatan. Pasalnya, wilayah tersebut masih kerap terendam banjir. Menurut Ahok, banyak cluster dan perumahan mewah yang menutupi saluran.
Solusi sementara adalah pembangunan waduk dan embung untuk menampung air. Sementara bagaimana kebijakan untuk rumah-rumah yang menutup saluran air?
"Kami bongkar juga percuma, alat berat enggak bisa masuk, jadi ini kesalahan puluhan tahun. Bagi saya sederhana, kamu tindak rumah yang salah, tapi tetap banjir buat apa? Lebih baik kamu atasi banjirnya, sehingga salurannya kecil," kata Ahok.