JAKARTA, KOMPAS.com — Tetty Pataresia (43), warga Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, didatangi orang yang mengaku dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta pada Sabtu (31/12/2016) malam setelah dia mengunggah cerita soal pendataan yang berujung pemasangan stiker cagub-cawagub, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, pada akun Facebook-nya.
Pemasangan stiker ini dilakukan sekaligus dengan pendataan oleh relawan Agus-Sylvi. Menurut Tetty, orang yang mengaku dari Bawaslu DKI itu datang dua kali pada Sabtu malam tersebut.
Saat orang tersebut datang, Tetty mengaku tidak memintanya menunjukkan identitas diri sebagai bagian dari Bawaslu.
Mereka datang kali pertama sekitar pukul 20.00 WIB dengan didampingi ketua RT setempat.
"Ditanyain 'Bagaimana Bu ini Bu, kami mau ngecek. Ibu bagaimana mau dipasang, emangnya ada pemaksaan?' Jadi, seperti saya lagi didakwa. Ngakunya dari Bawaslu, tetapi dalam hati saya, dari cara pertanyaannya, itu bukan Bawaslu kayaknya," ujar Tetty kepada Kompas.com di rumahnya, Minggu (1/1/2017).
(Baca juga: Kekhawatiran Warga akan Pendataan oleh Relawan Agus-Sylvi)
Tetty lantas menyampaikan kronologi pendataan dan pemasangan stiker Agus-Sylvi itu kepada orang yang mengaku dari Bawaslu tersebut.
Setelah itu, orang dari Bawaslu itu pergi meninggalkan rumah Tetty dan kembali datang bersama orang yang mendata dan memasang stiker Agus-Sylvi.
"Si ibu itu ditanya sama yang mengaku Bawaslu itu. Yang bikin aneh, dia nanya ibu itu waktu datang (mendata) ngakunya dari mana. Ngakunya dari kelurahan, 'Kenapa enggak ngomong jujur saja timses. Ini jelas-jelas timses lho,' sambil nunjuk stiker itu," kata Tetty.
Namun, ibu yang mendatanya itu mengaku bukan bagian dari timses Agus-Sylvi, melainkan hanya relawan.
Tetty pun merasa heran karena hal yang ditanya orang yang mengaku Bawaslu itu hanya soal pemasangan stiker.
Padahal, yang dipermasalahkan Tetty adalah pendataan pemilih yang dikhawatirkan akan disalahgunakan.
Orang yang mengaku dari Bawaslu itu juga menyinggung soal cerita yang diunggah Tetty di akun Facebook-nya.
"Kata dia, 'Itu posting-an ibu udah sampe ribuan komentar. Besok-besok kalau kayak gitu, mending dari awal kalau enggak setuju langsung saja dicopot, atau bilang tidak mau secara tegas, enggak usah pakai nge-share'," ujar Tetty.
Kepada orang yang mengaku dari Bawaslu itu, Tetty menyatakan, dia mengunggah cerita tersebut ke Facebook agar sampai ke Bawaslu untuk ditindaklanjuti.
Dia juga sengaja membiarkan stiker Agus-Sylvi terpasang di jendela rumahnya sebagai barang bukti.