Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Kesulitan Evakuasi Korban Runtuhnya Tangga Darurat Grand Kamala Lagoon

Kompas.com - 05/01/2017, 13:12 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Seorang pekerja konstruksi, Pajar Sidik (24), masih terjebak dalam reruntuhan baja dan beton tangga darurat setinggi tujuh meter di proyek Apartemen Grand Kamala Lagoon Kota Bekasi, hingga Kamis (5/1/2017) pagi.

Sementara itu, petugas terus berupaya mengevakuasi Pajar. Pada proses evakuasi yang berjalan Rabu (4/1/2017), petugas gabungan baru mengangkut tumpukan puing setinggi lima meter.

"Total tumpukan puing pascakejadian mencapai 12 meter," kata petugas bagian Legal Apartemen Grand Kamala Lagoon, Hafidz Nuradi, di Bekasi.

Dia mengatakan, upaya mengevakuasi Pajar dihentikan petugas gabungan dari Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, Damkar Kota Bekasi, kepolisian, dan Basarnas pada Rabu (4/1) malam.

"Hari ini kita lanjut lagi evakuasi yang dimulai pukul 08.00 WIB untuk mengangkut sisa puing di lokasi kejadian," kata dia.

(Baca juga: Polisi Periksa 3 Pekerja yang Selamat dari Robohnya Tangga Apartemen Grand Kamala Lagoon)

Menurut Hafidz, petugas evakuasi hingga kini belum berhasil mendeteksi keberadaan tubuh korban yang terjepit puing tangga darurat berbahan beton dan baja di lantai basement Tower Emerald North berukuran 6x2 meter tersebut.

Pihaknya juga belum berani berspekulasi terkait keselamatan Pajar.

"Respons terakhir yang diberikan Pajar terjadi pada Rabu (4/1) pukul 08.00 WIB. Saat itu beberapa saksi sempat mendengar teriakan minta tolong dari korban. Namun suara itu sampai saat ini belum terdengar lagi," ujar dia.

Hafidz menargetkan proses evakuasi selesai sepenuhnya hari ini. Mereka menargetkan tubuh korban bisa segera ditemukan dalam waktu dekat.

Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Bayu Pratama menyampaikan, pagi ini pihaknya dan tim telah kembali bekerja melakukan proses evakuasi terhadap warga Kampung Gunung Medang RT 04/06, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, itu.

Bayu mengakui, proses evakuasi korban di lokasi kejadian cukup sulit. Sebab, bahan material dari runtuhan bangunan itu terbuat dari baja dan beton.

Tidak hanya itu, keterbatasan lokasi pun membuat tim tidak dapat mengerahkan sejumlah alat berat.

"Kondisi di lokasi sangat terbatas, dan tidak bisa maksimal dalam menggunakan alat berat untuk membantu proses evakuasi, sehingga material puing kita angkut satu per satu," kata Bayu.

(Baca juga: Kronologi Robohnya Tangga Darurat di Apartemen Grand Kamala Lagoon)

Ia menambahkan, pengangkutan puing dilakukan dengan satu alat berat berupa crane tower.

Adapun insiden runtuhnya tangga darurat dari lantai 32 hingga ke basement itu menyebabkan dua pekerja menjadi korban, yakni Pajar Sidik dan Omen.

Omen selamat meski sempat tertimpa puing di bagian wajah, dan kini menjalani rawat jalan.

Kompas TV Tangga Apartemen Grand Kamala Bekasi Roboh, 10 Terluka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com