JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghadiri acara "Jakarta Punya Suara" bersama Ahok yang diselenggarakan KASKUS di Menara Palma, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/1/2017). Salah satu segmen acara tersebut yakni "Pilih Dah".
Moderator Shahnaz Soehartono memberikan dua pilihan opsi kepada Ahok. Mantan bupati Belitung Timur itu kemudian harus memilih salah satu opsi yang diberikan.
Salah satu yang harus dipilih Ahok yakni saat Shahnaz memberikan opsi antara Presiden Joko Widodo atau Wakil Gubernur DKI Jakarta non-aktif Djarot Saiful Hidayat.
"Jokowi," ujar Ahok disambut tepuk tangan dan gelak tawa para pendukungnya yang juga hadir dalam acara tersebut.
Ahok menjelaskan, dia lebih memilih Jokowi karena lebih lama bersama dengannya. Saat itu, Jokowi menjadi gubernur DKI Jakarta dan Ahok wakilnya.
Setelah Jokowi menjadi presiden, Ahok menggantikan posisinya dan didampingi Djarot sebagai wakil gubernur.
"Kan memang kita lebih dalem, lama dengan Pak Jokowi kan," kata dia.
Ahok mengatakan, dia lebih memilih Jokowi bukan berarti mengesampingkan Djarot. Di mata Ahok, Djarot adalah orang yang jujur dan baik.
"Tapi kalo insting memang lebih hebat Pak Jokowi," ucapnya.
Ahok bercerita, dia sering berdebat dengan Jokowi. Ahok juga seringkali ngotot dalam perdebatan tersebut. Namun, akhirnya dia selalu kalah dalam perdebatan dengan Jokowi.
"Kalo Pak Djarot, kadang-kadang masih saya yang bener. Kalo Pak Jokowi itu pasti bener. Walaupun pertamanya saya ngotot gitu kan, karena saya kan ngeyel juga kadang-kadang orangnya, beliau diem. Dan berkali-kali dia bener," kata Ahok memaparkan.
Dia mengatakan, Jokowi merupakan orang yang hebat.
"Makanya saya kira ilmu beliau lebih hebat, makanya enggak heran dia jadi presiden, saya cuma gubernur," kata Ahok.