JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Kubik Training and Consultancy, Farid Poniman, memprediksi pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, akan memenangkan Pilkada DKI 2017 apabila suhu politik di Jakarta naik.
"Pak Agus yang karakternya visioner ini akan memenangkan Pilkada jika situasi di masyarakat Jakarta ini suhu politiknya naik," ujar Farid, dalam acara rilis hasil survei PT Grup Riset Potensial di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (16/1/2017).
Namun, apabila suhu politik di Jakarta normal, Farid mengatakan, yang akan memenangkan Pilkada DKI 2017 adalah pasangan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Farid mengatakan, Ahok-Djarot dinilai konkret dan praktis sesuai karakter mayoritas warga Jakarta yang rasional.
"Kalau tidak ada apa-apa, Pak Basuki tidak memiliki masalah, saya kira peluang terbesarnya Pak Basuki yang bakalan menang kalau situasinya normal," kata dia.
Namun, apabila situasi politik meningkat, yang memenangkan Pilkada adalah orang dengan karakter sebaliknya. Menurut Farid, orang yang memiliki karakter berbeda itu adalah Agus.
"Begitu suhu politiknya naik, meninggi, yang akan menang itu adalah orang yang visioner, orang yang konseptor, yang kreatif, Nah Pak Agus memenuhi kriteria itu," ucap Farid.
Sementara itu, Farid menilai cagub Anies Baswedan memiliki karakter logis dan tegas. Anies juga dianggap berani bersikap.
"Mas Anies ini karena dia orang yang logic, dia adalah orang yang berani berjarak dengan sesuatu yang dianggap bagi dia tidak betul," tutur dia.
(Baca: Survei GRP: Elektabilitas Agus-Sylvi Unggul di 219 Kelurahan)
Berdasarkan survei PT Grup Riset Potensial, elektabilitas Agus-Sylvi mencapai 45,0 persen, Ahok-Djarot 23,3 persen, dan Anies-Sandi 23,5 persen.
Survei dilakukan pada 2-7 Januari 2017 terhadap 2.745 responden di 27 kelurahan. Sampel di setiap kelurahan sekitar 100 responden. Survei ini menggunakan metode stratified systematic sampling dan model statistika regresi multinomial logit dengan margin of error di bawah 2 persen.
Survei dilakukan secara tatap muka menggunakan mobile survey application (MOSAIC) yang dilengkapi GPS untuk menghindari survei palsu yang dilakukan oleh enumerator. Survei dibiayai oleh dana perusahaan sendiri.