Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkapan Kekhawatiran hingga Harapan atas Program Rp 1 Miliar Per RW

Kompas.com - 17/01/2017, 19:21 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Program bantuan dana pemberdayaan komunitas sebesar Rp 1 milliar per rukun warga (RW) yang diusung pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni menuai pro dan kontra di masyarakat.

Pendapat pro dan kontra juga diungkapkan sejumlah ketua RW di Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sebagai calon penerima dana Rp 1 miliar jika Agus-Sylvi terpilih.

Ketua RW 06 Kosasi menjadi salah satu ketua RW yang mendukung dan mengapresiasi program Rp 1 milliar tersebut. Pria berusia 60 tahun ini merasa anggaran itu akan memiliki banyak manfaat.

Meski begitu, dia khawatir program tersebut dapat disalahkangunakan. Jika diterapkan pun, Kosasi menilai harus melalui pengawasan yang ketat.

"Sekarang kalau namanya tukang pacul atau jenderal kalau punya kesempatan untuk mengambil uang lebih atau korupsi, ya siapa sih yang tidak mau," kata Kosasi sambil tertawa, saat ditemui Kompas.com, Selasa (17/01/2017).

Dia lalu mencontohkan penggunaan dana operasional RW yang diterima setiap tiga bulan sekali. Besarannya mencapai Rp 1,2 juta per bulan yang kalau diakumulasikan tiga bulan menjadi Rp 3,6 juta.

"Jangankan uang Rp 1 milliar, uang operasional RW saja, apa benar uang itu sudah digunakan sesuai dengan ketetapan gubernur," ujar Kosasi.

Pemikiran serupa juga diungkap Gunawan(70). Pria yang menjabat sebagai Ketua RW 10 di perumahan Green Garden, Kedoya Utara mengatakan, program Rp 1 milliar per RW berbahaya.

"Namanya kampanye. Tapi Itu uangnya rakyat, kalau tidak ada kontrol ketat bisa lari ke mana-mana," ujar Gunawan.

Lagipula, menurut Gunawan, dana untuk kebutuhan RW sudah terakomodasi melalui Musrenbang (Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan).

Forum yang berlangsung satu tahun sekali ini adalah wadah berkumpulnya semua RW di DKI Jakarta. Mereka akan berembuk untuk mengidentifikasi masalah, kebutuhan dan menentukan langkah penyelesaian masalah di setiap RW.

"Kalau hasil dari Musrenbang itu dikontrol langsung oleh kelurahan, jadi saya setuju. Kalau program Rp 1 milliarnya Agus-Sylvi saya tidak setuju," tutur Gunawan.

Lain cerita dengan Ketua RW 04 Sofwan Lutfie (49). Pria yang sudah menjadi RW selama 12 tahun ini menyambut positif program cagub-cawagub DKI nomor urut satu itu.

Menurut dia, bila gagasan itu sesuai dengan pagu atau plafon APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) DKI Jakarta dan diawasi dengan baik, maka tidak perlu dicemaskan lagi.

"Salah satu contoh kota Bandung. Dengan anggaran APBD yang lebih kecil saja bisa melaksanakannya dan hasilnya peningkatan di kota tersebut sekarang sangat signifikan," ucap Sofwan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com