Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Ahok Anggap Willyuddin sebagai Saksi Palsu

Kompas.com - 17/01/2017, 19:33 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim kuasa hukum terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menganggap Willyuddin Dhani sebagai saksi palsu. Hal ini karena Willyuddin dinilai menyampaikan kesaksian tidak sesuai dengan fakta.

Willyuddin merupakan salah satu saksi yang dihadirkan dalam lanjutan persidangan kasus penodaan agama, di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2017).

"Melihat keterangannya, saksi sudah memberi keterangan palsu. Padahal ia bersaksi di bawah sumpah," ucap anggota tim kuasa hukum Ahok, Humphrey Djemat usai persidangan.

Selain Willyuddin, ada dua saksi lain yang dihadirkan dalam persidangan hari ini. Keduanya adalah anggota Polres Kota Bogor, yakni Bripka Agung Hermawan dan Briptu Ahmad Hamdani. Keduanya diketahui merupakan polisi yang menerima laporan Willyuddin.

Willyuddin merupakan Sekretaris Forum Umat Islam (FUI) Kota Bogor. Menurut Humphrey, baik Agung dan Ahmad menyatakan Willy datang ditemani tiga orang.

Satu orang disebut mendampingi sambil membuat dokumentasi, satu orang memegang map, dan satunya lagi hanya duduk-duduk. Sehingga jumlah pelapor yang datang, termasuk Willuyddin, adalah empat orang. (Baca: Saksi Pelapor Kasus Ahok Sebut Keterangan Polisi Direkayasa)

Namun, kata Humphrey, dalam kesaksiannya Willyuddin menyebut ia hanya didampingi satu orang rekannya. Karena itu, Humphrey menyatakan pihaknya meminta majelis hakim menyatakan Willy sebagai saksi yang memberi keterangan palsu.

"Apa yang dipermohonkan akan dipertimbangkan (majelis hakim)," ujar Humphrey.

Kompas TV Ahok Jalani Sidang Keenam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com