JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Jakpro Satya Heragandhi mengatakan, pihaknya masih membutuhkan anggaran sebesar Rp 2 triliun guna pembangunan arena balap sepeda bertaraf internasional (velodrom), wahana bagi equestrian untuk ketangkasan berkuda, serta pembangunan light rail transit (LRT).
Seluruh pembangunan proyek pendukung Asian Games 2018 itu membutuhkan anggaran Rp 6,8 triliun.
Guna menutupi kekurangan anggaran, PT Jakpro berharap adanya penambahan penyertaan modal daerah (PMD). Sebelumnya, PMD yang diberikan Pemprov DKI Jakarta pada 2017 sebesar Rp 1,95 triliun.
Di samping itu, untuk menambah anggaran, PT Jakpro berencana melakukan aksi korporasi dalam bentuk peminjaman dengan pihak perbankan.
Dengan aset PT Jakpro yang mencapai Rp 7 triliun hingga Rp 10 triliun, Satya yakin peminjaman kepada pihak perbankkan bisa mencapai Rp 15 triliun hingga Rp 20 triliun.
"Kami bisa ajukan aksi korporasi, peminjaman supaya 2017 dan 2018 pembangunan tidak terkendala," ujar Satya, di arena equastrian, Jakarta Timur, Selasa (17/1/2017).
(Baca: Sumarsono Yakin Pembangunan Velodrom dan Area "Equestrian" Tepat Waktu)
Satya menambahkan, Bank DKI merupakan salah satu bank yang diharapkan bisa memberi pinjaman kepada PT Jakpro. Pada 2016, PT Jakpro mendapat PMD sebesar Rp 1 triliun.
"Anggaran itu digunakan untuk pembayaran dimuka atau down payment terhadap proyek-proyek yang hendak dikerjakan," ujar Satya.
Pemprov DKI Jakarta menargetkan velodrome dan equastrian selesai Desember 2017. Asian Games di Jakarta terjadwal digelar Agustus 2018.