Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa Para Pedagang di "Lapo" Senayan...

Kompas.com - 18/01/2017, 10:16 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sentra kuliner nusantara yang berlokasi di Jalan Lapangan Tembak, Senayan, direncanakan tutup pada 28 Februari 2016.

Setelah 24 tahun berdiri, para pedagang merasa berat untuk meninggalkannya. Kenangan datang dari mulai kedekatan dengan para pedagang, sampai tamu langganan.

“Rasanya seperti berasal dari satu kampung. Inilah Kampung Lapo Senayan,” ujar Balkis, pengelola rumah makan khas Jakarta Haji Saleh Kumis, Selasa (17/1/2017).

Kampung Lapo Senayan, begitu Balkis menyebutnya, karena kedekatan yang terbangun. Mereka hidup rukun selama 24 tahun. Meskipun, kata Balkis, banyak rumah makan menyajikan menu sama, pun lokasinya hanya bersebelahan.

“Tak pernah sekali pun kami bertengkar mempermasalahkan itu. Dari dulu kami semua berpikir rezeki sudah ada yang mengatur,” ucapnya.

Pertemanan semakin kuat saat dibentuk organisasi antar-pedagang. Mereka menyebutnya Paguyuban Pedagang Pujasera Senayan. Meskipun tak ada waktu khusus yang disepakati untuk rutin bertemu, organisasi jalan sebagaimana mestinya.

“(Organisasi) ini kami buat untuk mengurusi banyak hal. Salah satunya mengumpulkan uang kas. Uang yang dianggarkan tak besar, tetapi berguna,” ujar Betty Asnalia Simangunsong, pengelola RM Medan Ria Senayan.

Uang yang terkumpul, kata Betty, bisa digunakan untuk banyak hal. Misal, untuk membantu pengobatan salah satu pekerja atau keluarganya yang sakit.

Pekerja yang dimaksud, kata Betty, bukan hanya yang berkesibukan di rumah makan, melainkan juga petugas parkir yang setiap harinya mengatur tata kendaraan di halaman sentra kuliner nusantara itu.

“Kami semua akrab,” ujarnya.

Sekarang, paguyuban tak hanya mengurusi uang kas. Tugasnya bertambah seiring kabar akan ditutupnya kawasan itu per 28 Februari 2017. Para pengurus berusaha bernegosiasi dengan pihak pengelola.

Mengamini hal itu, Farida Hanum Siagian, pengelola Lapo Siagian Boru Tobing, mengatakan, saking guyubnya, tak pernah ada rasa iri saat rumah makan lain terlihat ramai pada saat rumah makan sendiri sepi pelanggan.

“Untuk rumah makan berjenis sama, bahkan kami suka bertukar bahan makanan kalau ada yang habis. Ya begitu, kami seperti saudara,” kata dia.

Sekarang, ingatan-ingatan itu hampir tinggal kenangan seiring ingatan lain, terutama soal pelanggan.

“Rumah makan ini bagian dari masa kecil saya. Namun, yang paling dirindukan itu adalah pelanggan,” ujar Farida.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com