Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Janji Urusi Masalah "Pasukan Oranye" Usai Cuti Kampanye

Kompas.com - 18/01/2017, 19:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, berjanji akan mengurusi masalah pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan DKI Jakarta atau "pasukan oranye" setelah selesai cuti kampanye.

"Kalau saya sudah aktif kembali (menjadi Gubernur DKI Jakarta), saya urus kembali," kata pria yang akrab disapa Ahok itu di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu (18/1/2017).

Ahok mengakui bahwa ia menolak bertemu dengan "pasukan oranye" di Rumah Lembang. Sebab, menurut dia, hal itu dapat berdampak buruk bagi "pasukan oranye" maupun bagi Ahok.

(Baca juga: "Giliran Gaji Pasukan Oranye Jadi Rp 4 Juta, Kami Dibuang...")

Ahok khawatir ia terkena sanksi dari Bawaslu DKI Jakarta. Begitu pula dengan "pasukan oranye" yang menggunakan atribut Pemprov DKI Jakarta. Ahok menyebut mereka terancam dikenakan sanksi jika bertemu dengannya. 

"Saya enggak terima mereka. Mesti tunggu saya aktif kembali (jadi Gubernur DKI Jakarta)," kata Ahok.

Pada Rabu (18/1/2017) siang, 14 PHL dari Kecamatan Jatinegara Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur mendatangi Rumah Lembang.

Mereka awalnya ingin mengadukan nasib mereka kepada Ahok. Hanya saja, ada petugas dari Bawaslu yang meminta "pasukan oranye" itu untuk mengadu kepada Ahok tanpa atribut Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

Pada akhirnya, mereka batal mengadu kepada Ahok. Suadji, seorang PHL asal Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, yang sudah bekerja sejak tahun 2013, mengaku kontraknya diputus sepihak pada 3 Januari 2017.

"Nilai kami dibilang tidak cukup untuk memenuhi persyaratan. Padahal kami sudah lengkapi semua berkas dan ikut tes urinenya segala macam," kata Suadji.

(Baca juga: Sudah di Rumah Lembang, Pasukan Oranye Gagal Mengadu ke Ahok)

Di sisi lain, dia sudah mengurus perpanjangan kontrak dengan membawa dokumen, seperti KTP, nomor pokok wajib pajak (NPWP), hingga uang sebesar Rp 300.000 untuk tes urine pada 27 Desember.

Kemudian, pada 31 Desember, kata dia, sudah diumumkan PHL yang lulus tes. Selain itu, sudah ada undangan untuk mendiskusikan gaji yang diterima setiap bulannya.

Suadji dan rekan-rekannya juga sudah diminta bekerja pada malam tahun baru 2017. Namun, pada 3 Januari 2017, Suadji dan beberapa rekannya diberitahu bahwa mereka tak lulus tes. "PHL yang baru diterima itu PHL yang baru bekerja," kata Suadji.

Kompas TV Ahok: Bisa Rapat di Balai Kota, Ngapain di Kereta?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com