Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sebut Lokomotif MRT Tak Bisa Didesain Ulang

Kompas.com - 18/01/2017, 20:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur non-aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan bahwa PT MRT Jakarta sudah meneken kontrak dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk pembangunan proyek transportasi massal berbasis rel atau mass rapid transit (MRT) di Jakarta.

Dengan demikian, kata dia, kereta MRT tak bisa didesain ulang. "(Lokomotif MRT) enggak bisa (didesain ulang). Kami sudah ada kontrak dengan Jepang," kata pria yang dikenal dengan nama Ahok itu di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu (18/1/2017).

(Baca juga: Desain Kereta MRT "Jangkrik" Diubah, Biaya Produksi Bertambah Jadi Rp 64 Miliar)

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengaku kurang sreg dengan desain MRT yang menurut dia mirip jangkrik.

Sumarsono berharap, desain kepala lokomotif MRT bisa diganti dengan desain yang lebih aerodinamis.

Belakangan, Sumarsono mengatakan, pihaknya tidak berencana untuk mengubah desain lokomotif MRT yang dianggap mirip jangkrik tersebur.

Menanggapi hal itu, Ahok kembali menegaskan bahwa lokomotif MRT tak bisa didesain ulang.

"Kalau soal teknologi, kamu bisa berdebatlah, tetapi ini sudah diputuskan juga desainnya, pesanan PT MRT (Jakarta)," kata Ahok.

Di sisi lain, Sumarsono menyampaikan, Pemprov DKI Jakarta ingin memilih dua desain lokomotif MRT yang telah ada untuk digunakan sebagai MRT.

Dua pilihan desain MRT yang dimaksud ialah desain MRT berwarna hijau yang disebut mirip jangkrik dan MRT berwarna biru dengan bentuk kepala lokomotif lebih aerodinamis.

"Untuk merancang semua desain total tidak mungkin, akan memperlambat waktu," ujar Sumarsono.

(Baca juga: Sumarsono Bantah Minta Lokomotif MRT "Jangkrik" Didesain Ulang)

Berdasarkan data dari PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang diperoleh Kompas.com, jika Pemprov DKI Jakarta jadi mengubah desain kepala lokomotif MRT, biaya produksi membengkak bisa mencapai Rp 64 miliar.

Kompas TV Kemajuan Pembangunan Konstruksi MRT Tahap 1
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com