Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Ahok Nilai Delapan Saksi yang Sudah Hadir di Sidang Tidak Kredibel

Kompas.com - 19/01/2017, 19:57 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Humphrey Djemat, anggota tim kuasa hukum terdakwa kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama, menilai delapan saksi yang sudah pernah hadir di persidangan tidak kredibel. Karenanya Humphrey menilai, para saksi tersebut tidak bisa dijadikan alat bukti.

Hal tersebut disampaikan Humphrey dalam jumpa pers dengan awak media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2017).

Sejumlah saksi yang telah hadir itu dinilai tidak kredibel karena dianggap tidak obyektif dan berafiliasi dengan partai politik pendukung dan relawan calon tertentu di Pilkada DKI. Misalnya, dirinya menyebut saksi Gus Joy dan saksi Muhammad Burhanuddin.

Gus Joy dalam fakta persidangan mengakui pendukung pasangan calon gubernur DKI nomor pemilihan satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Setelah mendeklarasikan mendukung Agus-Sylvi, sekitar seminggu kemudian Gus Joy melaporkan Ahok atas dugaan penistaan agama.

"Saksi Muhammad Burhanuddin, dia lawyer, dia juga waktu ditanya diungkapkan dia pernah kerja, sama orang pengurus Partai Demokrat," kata Humphrey, Kamis sore.

Ia juga menyinggung Sekretaris Jenderal DPD FPI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin alias Novel. Menurut dia, kredibilitas Novel diragukan karena latar belakangnya yang sudah memusuhi Ahok.

"Bagaimana orang seperti Novel itu diterima kesaksiannya di persidangan," ujar Humphrey.

Saksi Irena Handoko, lanjut Humphrey, juga memberikan keterangan tidak benar di persidangan. Salah satunya menuduh Ahok meminjamkan Monas untuk perayaan Paskah.

"Selama Pak Ahok menjadi gubernur, untuk perayaan keagamaan di Istiqlal, Katederal, atau lapangan Banteng sesuai ketentuan Perpres dan Pak Ahok hanya menjalankan aturan saja," ujar Humphrey.

Irena juga menuduh Ahok merubuhkan masjid. "Pak Ahok bilang masjid mana yang saya robohkan, ada satu di Marunda itu juga karena mau bangun baru. Soal belum dibangun saat ini hanya terkait tender yang belum selesai," ujar Humphrey. (Baca: Pengacara Ahok: Sewaktu Melapor Semangat, Sudah Sidang Malas-malasan)

Di persidangan, Irena juga menunjukan kebencian terhadap Ahok. Ia berbicara sambil menunjuk-nunjuk Ahok.

"Sampai ditegur hakim, saudara enggak usah nunjuk-nunjuk, ngomong saja," ujar Humphrey.

Saksi Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah, Pedri, dalam sidang mengaku tidak punya akses untuk melakukan klarifikasi kepada Ahok. Padahal, hal ini dibantah Ahok, karena Ahok menyatakan kerap diundang ke kantor PP Pemuda Muhammadiyah, dan kenal dengan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Simanjuntak.

"Habib Muksin, sama juga dia bilang begitu setelah Ahok pidato tanggal 27, banyak orang Pulau Seribu sms saya tanggal 3-4. Tapi dibilang saya sudah hapus. Dia lapor tanggal 7, kenapa (sms) tidak disertakan sebagai bukti. Benar enggak sih ada orang pulau seribu lapor sms. Dugaan kita, ini kita lagi berusaha dapatkan bukti kuat, ada tidak (sms itu), kalau enggak, ada bohong lagi," ujarnya.

Para saksi juga disebut tidak kredibel karena bukan yang menyaksikan langsung pidato Ahok di Pulau Seribu. Para saksi pelapor awalnya menilai terjadinya dugaan penistaan agama itu hanya melihat dari pesan di grup Whatsapp. Baru kemudian menyaksikan video Youtube Pemprov DKI. (Baca: Pengacara Ahok Janji Bongkar "Grand Design" Kasus Penodaan Agama)

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com