Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarif Bunuh Istrinya yang Sedang Hamil di Kamar Hotel

Kompas.com - 20/01/2017, 07:45 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Hari Minggu (15/1/2017) merupakan waktu yang ditunggu-tunggu Syarif Abdurrahman (27). Penjual gorengan yang telah setahun lebih menikah siri dengan Casriah (35), asisten rumah tangga, itu berniat menghabisi nyawa istrinya itu di salah satu kamar Hotel Flamboyan di Neglasari, Kota Tangerang, Banten.

"Pelaku awalnya mengajak korban menggunakan sepeda motor menginap di Hotel Flamboyan," kata Kapolres Metro Tangerang, Komisaris Besar Harry Kurniawan, kepada wartawan, Kamis kemarin.

Minggu sore lalu keduanya memasuki kamar di lantai dua Hotel Flamboyan, bernomor E 09. Berbekal uang Rp 130.000, mereka menyewa kamar sehari.

Saat check in di resepsionis, Syarif enggan memakai identitasnya. Dia meminta identitas Casriah saja yang didaftarkan ke resepsionis sebagai penyewa kamar hotel tersebut.

Belakangan diketahui, hal itu merupakan bagian dari rencana pembunuhan Casriah.

Saat menjelang malam, sekitar pukul 20.30 WIB, keduanya mengisi waktu di kamar hotel dengan bercengkerama hingga menonton video porno. Hal ini terungkap ketika Syarif menjalani proses rekonstruksi bersama penyidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, kemarin siang.

"Habis nonton video porno, mereka melakukan hubungan suami istri sampai dua kali. Pas kedua kali (berhubungan), pelaku mencekik korban yang berada di bawahnya. Dicekik selama 30 menit," kata salah seorang penyidik saat rekonstruksi.

Casriah dipastikan tewas pada Senin dini hari karena kehabisan napas.

Untuk memastikan istri sirinya itu benar-benar tewas, Syarif melilit leher Casriah dengan handuk dan membekap wajahnya dengan bantal.

Sesudah itu, Syarif masih melakukan sejumlah kegiatan lain di kamar itu, salah satunya menghisap sebatang rokok sembari melihat mayat istrinya sendiri.

Saat dibunuh, Casriah tengah mengandung anak hasil hubungan mereka. Usia  kehamilan sekitar delapan bulan. Anak dalam kandungan Casriah ikut meninggal.

Syarif kemudian membuang SIM card dan mengambil ponsel Casriah untuk menghilangkan barang bukti. Dia juga membawa tujuh lembar uang ringgit Malaysia dan Rp 130.000 di dalam dompet Casriah. Dia meninggalkan kamar hotel dengan mengenakan topi, penutup wajah, serta jaket.

Syarif sempat kabur tetapi dapat diamankan polisi saat berada di Bekasi, Jawa Barat, Rabu lalu.

Polisi bisa menemukan Syarif berbekal keterangan sejumlah saksi, rekaman CCTV hotel, dan sidik jari di dalam tempat kejadian perkara (TKP).

Kepada penyidik, Syarif mengaku tidak tahan terhadap permintaan Casriah jelang kelahiran anaknya. Dia diminta mempersiapkan sejumlah uang untuk biaya rumah sakit saat melahirkan dan biaya tambahan bagi "dapur" rumah tangga mereka.

"Padahal usaha jualan gorengan pelaku sedang enggak baik, itu yang mendorong dia membunuh istrinya," ujar Harry.

Fakta lain yang terungkap adalah adanya persiapan yang dilakukan Syarif untuk membunuh Casriah. Ketika menjalani rekonstruksi, Syarif sama sekali tidak berekspresi.

Sesekali dia hanya menunduk dan mengikuti arahan penyidik untuk memeragakan ulang apa yang telah dia lakukan terhadap istri sirinya sendiri.

Atas perbuatannya, Syarif dijerat Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com