Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Kritik Keberadaan Tanggul Pemecah Ombak di Pulau Pramuka

Kompas.com - 21/01/2017, 15:19 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyayangkan lebih diutamakannya keberadaan tanggul pemecah ombak di dekat Pulau Pramuka, ketimbang mengembangkan kearifan lokal.

Menurut dia, warga Pulau Pramuka sebenarnya lebih menginginkan bakau dan terumbu karang ketimbang tanggul pemecah ombak.

"Kalau kita lihat banyak keluhan warga terhadap wave barrier yang dibangun katanya menghabiskan sampai dengan Rp 7 miliar. Padahal kearifan alam itu kan ada sebetulnya mangrove (bakau)," kata Sandi.

Hal itu dikatakan dia saat mengadakan kegiatan menanam bakau dan terumbu karang di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Sabtu (21/1/2017).

Tercatat ada 333 bibit bakau dan tiga rak transplantasi karang yang ditanam oleh Sandi di pesisir pulau tersebut.

Menurut Sandi, bakau dan terumbu karang sengaja ditanam karena adanya masukan dari masyarakat.

Oleh karena itu, jika nantinya terpilih, Sandi berjanji lebih memajukan kawasan Kepulauan Seribu, tak terkecuali Pulau Pramuka, sebagai kawasan pariwisata.

Selain itu, dia akan menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi lingkungan. Salah satu caranya dengan penanaman lebih banyak hutan bakau.

"Jadi memang butuh kebijakan berbasis kearifan lokal, kearifan alam sehingga kita tidak memaksakan kehendak pusat untuk menanamkan kebijakan berbasis daratan. Kalau pemecah ombak ini kan pendekatannya ke daratan, bukan berbasis kepulauannya," ujar Sandi.

Saat Sandi melakukan kegiatan penanaman bakau dan terumbu karang, salah satu orang yang tampak turut serta adalah Chaeruddin atau yang sering disapa Babe Idin.

Ia merupakan orang yang membangun hutan kota seluas 40 hektar di sekitar Kali Pesanggrahan.

Berdasarkan data Pemprov DKI, Suku Dinas Tata Air Kepulauan Seribu membangun 13 tanggul pemecah ombak pada 2015. Tanggul tersebut tersebar di 11 pulau pemukiman. Tanggul berfungsi sebagai antisipasi terjadinya abrasi pulau secara alami.

Kompas TV Sandiaga Uno Dapat Penghargaan dari Muri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com