Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Parkir Susun di Stasiun Bogor

Kompas.com - 21/01/2017, 20:41 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com –
Beberapa fasilitas di Stasiun Bogor diperbaharui. Salah satunya, lahan parkir yang kini berubah menjadi dua tingkat atau double decker. Orang-orang menyebutnya parkir susun.

Pada Jumat (20/1/2017) kemarin, lahan parkir itu terisi penuh. Mobil berada di bagian bawah, sedangkan motor bisa memilih dua lahan parkir, di atas atau di bawah.

Jalan menuju ke tingkat dua ada di dekat pintu masuk. Lebarnya hanya cukup untuk motor. Di parkiran tingkat dua ini juga tersedia penitipan helm.

“Sesuai rencana, nantinya (parkiran) tertib. Bagian bawah diisi mobil, bagian atas semuanya motor. Akan tetapi memang belum maksimal penggunaan mobil yak arena masih lebih banyak pengguna motor,” ujar Kepala Stasiun Sugihartanto.

Sejauh yang dilihat, keadaan kendaraan dalam parkiran tertata rapi meskipun terisi penuh. Petugas parkir yang berjaga lebih dari empat orang.

“Semenjak jadi parkir susun, calon penumpang banyak yang memilih (parkir) di area resmi stasiun,” ujar Mat Sri, leader petugas parkir.

Dulu, kata Mat Sri, parkir stasiun sering penuh sehingga banyak pengendara sepeda motor atau mobil terpaksa memarkir kendaraannya di luar stasiun.

Kompas.com sempat melihat ke area luar stasiun. Di sana memang ada beberapa rumah yang sengaja dijadikan tempat parkir berbayar.

“Saya juga dulu kalau parkir (selalu) di depan karena lebih murah, tetapi sejak stasiun direnovasi jalan jadi jauh menuju pintu masuk. Lebih baik parkir di dalam,” ujar Hidayat, pengendara sepeda motor.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Parkir susun dilihat dari dalam Stasiun Bogor.

Lain halnya dengan Juliansyah, pengendara mobil. Sejak dulu ia mengaku selalu parkir di dalam. Alasannya, pertimbangan keamanan.

“Saya selalu berpikir parkir di dalam itu lebih aman. Sayangnya kalau dulu sering penuh. Mesti datang lebih pagi untuk dapat tempat parkir (sebelum ada parkir susun),” ujar Juliansyah.   

Parkir susun di  Stasiun Bogor resmi beroperasi pada 2016 awal. Saat ini, lahan tersebut mampu memuat kurang lebih 400 mobil dan 4.000 motor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com