JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio melihat respons Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai hal yang lumrah. Prabowo mengkritisi sejumlah lembaga survei yang dinilai berpihak kepada salah satu kandidat pada Pilkada DKI Jakarta dan menganggap rakyat bisa dibodohi.
"Sangat wajar beliau menyampaikan kegundahan itu. Kegundahan tokoh nasional seperti Pak Prabowo harus jadi pemicu peningkatan kualitas lembaga survei di Indonesia," kata Hendri kepada Kompas.com, Senin (23/1/2017).
Menurut Hendri, hasil sejumlah lembaga survei belum tentu mencerminkan pilihan akhir masyarakat Jakarta. Namun, survei bisa dimanfaatkan sebagai masukan menentukan strategi bagi tim pemenangan dan gambaran untuk mereka yang belum menentukan pilihan.
"Saat di bilik suara, pemilih dihadapkan pada pilihan antara tetap pada pilihan semula, berubah pilihan, atau tidak memilih sama sekali. Jadi memang proses nyata di lapangan bisa berbeda dengan hasil survei saat sebelum pencoblosan," tutur Hendri. (Baca: Prabowo: Survei-survei Itu Kan Terserah Siapa yang Bayar)
Prabowo sebelumnya meminta praktisi dan pelaku lembaga survei untuk tidak memanipulasi penelitian demi mengejar keuntungan semata. Prabowo turut menegaskan bahwa rakyat sudah tidak bodoh dan percaya sepenuhnya kepada lembaga-lembaga survei.
"Tolong ya, kita sebagai anak bangsa, hai kau tukang polling yang katanya ahli-ahli, jangan kau pakai keahlianmu untuk menipu rakyat demi kamu kaya," ujar Prabowo kepada awak media di ruang kerja kediamannya, Bojong Koneng, Kabupaten Bogor, Minggu (22/1/2017).